WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Indonesia, khususnya pencak silat.
Salah satu tokoh sentral dalam perkembangan dan promosi bela diri tradisional ini, Eddie Mardjoeki Nalapraya, tutup usia pada hari Selasa, 13 Mei 2025, pukul 09.50 WIB.
Baca Juga:
Sandiaga Uno Mengaku Bangga Pernah Berjuang Bersama Prabowo, Anies dan Ganjar
Beliau menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta, dalam usia 93 tahun.
"Telah berpulang ke rahmatullah bapak/orang tua kami pada Selasa, 13 Mei 2025 pukul 09.50 WIB di RSPI Pondok Indah pada usia 93 tahun," kata Peraga Nasional Pencak Silat PB IPSI, Joko Dwi Priyono,dikutip dari CNN, Selasa (13/05/2025).
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, jenazah almarhum akan disemayamkan terlebih dahulu di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada hari yang sama.
Baca Juga:
Dugaan KKN di Proyek Gedung Pencak Silat, Aktivis Minta APH dan Komisi Persaingan Usaha Turun Tangan
Selanjutnya, prosesi pemakaman direncanakan berlangsung di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan tempat peristirahatan terakhir para tokoh bangsa yang berjasa.
Eddie Nalapraya adalah sosok penting dalam sejarah pencak silat nasional dan internasional.
Selama lebih dari dua dekade, tepatnya dari tahun 1981 hingga 2003, ia menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI).
Di bawah kepemimpinannya, pencak silat berkembang pesat, tidak hanya sebagai olahraga tetapi juga sebagai warisan budaya yang diakui dunia.
Penerusnya di kursi ketua umum PB IPSI adalah Prabowo Subianto, yang hingga saat ini masih menjabat.
Periode kepemimpinan Eddie ditandai dengan terobosan besar, salah satunya adalah penyelenggaraan 1st International Invitation of Pencak Silat pada 1982, yang menjadi langkah awal pengenalan pencak silat di ranah internasional.
Setelah dua edisi awal berlangsung di kawasan Senayan, Jakarta, edisi ketiga pada tahun 1986 diadakan di Wina, Austria menjadi simbol ekspansi pencak silat ke luar negeri.
Setahun berselang, pada 1987, kejuaraan tersebut secara resmi berubah nama menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat.
Pada saat itu, Eddie juga tengah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Karena dedikasinya yang luar biasa dalam memperkenalkan pencak silat ke berbagai penjuru dunia, Eddie Mardjoeki Nalapraya secara luas dikenal dan dihormati sebagai "Bapak Pencak Silat Dunia".
Julukan itu bukan sekadar penghormatan simbolis, melainkan pengakuan nyata atas perjuangannya dalam membawa identitas budaya bangsa ke kancah global.
Berbagai prestasi yang dirintisnya menjadikan pencak silat semakin dikenal di dunia internasional.
Olahraga ini kemudian resmi dipertandingkan sebagai cabang tetap dalam ajang SEA Games, dan bahkan mendapat panggung di Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Indonesia.
Puncak pengakuan internasional terjadi pada tahun 2019, ketika pencak silat secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Pengakuan ini merupakan tonggak sejarah penting, sekaligus bukti bahwa pencak silat telah menjadi salah satu simbol identitas dan kebanggaan budaya bangsa Indonesia yang mendunia.
Kepergian Eddie Nalapraya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, komunitas pencak silat, serta seluruh bangsa Indonesia.
Namun, warisan perjuangan dan dedikasi beliau akan terus hidup dalam semangat generasi penerus pencak silat di masa mendatang.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]