WahanaNews.co | Timnas Inggris berhasil lolos ke semifinal Euro 2020, dan kemenangan itu makin layak dirayakan lantaran mereka sukses
memaksimalkan ketajaman Harry Kane.
Harry Kane jadi aktor kemenangan
Inggris di laga lawan Ukraina lewat dua gol yang dicetaknya.
Baca Juga:
Antonio Conte Terpaksa Mainkan Harry Kane Meski Kelelahan
Tambahan dua gol tersebut membuat
Harry Kane sudah mencetak tiga gol sepanjang gelaran Euro 2020 ini.
Sebagai striker, Harry Kane memang
sempat berada dalam sorotan besar di Euro 2020.
Harry Kane tak mampu mencetak gol
untuk Inggris di tiga laga babak penyisihan.
Baca Juga:
Liga Champions: Spurs Bekuk Frankfurt 3-2
Meskipun Inggris mengakhiri penyisihan
dengan status tak terkalahkan, paceklik gol Harry Kane yang berimbas langsung
pada produktivitas gol Inggris jadi tanda tanya besar.
Tanpa gol Harry Kane, Inggris hanya
mencetak dua gol di tiga laga fase grup, yang
semuanya diborong oleh Raheem Sterling.
Bila menilik performa Harry Kane,
kegagalan ia mencatatkan namanya di papan skor bukan sekadar kesalahan pribadi.
Kegagalan Harry Kane mencetak gol
adalah kesalahan kolektif timnas Inggris.
Di laga fase grup, Harry Kane
terbilang minim peluang dan minim kesempatan untuk melepaskan tembakan ke
gawang lawan.
Kesalahan Harry Kane, yang juga
kesalahan rekan-rekan setimnya, akhirnya bisa diperbaiki di fase knock out.
Di laga lawan Jerman dan Ukraina,
Harry Kane membuktikan bahwa ia adalah striker yang efisien dalam pemanfaatan
peluang.
Umpan Jack Grealish, Raheem Sterling,
dan Luke Shaw bisa dikonversi menjadi gol.
Berkaca pada penampilan di dua laga
tersebut, Harry Kane sudah terlihat lebih menyatu dalam skema permainan Inggris
yang diinginkan oleh Gareth Southgate.
Rekan-rekan setim sudah bisa
menjadikan Harry Kane sebagai pusat aliran serangan.
Kesuburan Harry Kane jelas berdampak
langsung pada produktivitas Inggris di lapangan.
Dalam dua laga di fase knock out, Inggris bisa mencetak enam
gol.
Melihat laga lawan Ukraina, skema
serangan Inggris benar-benar mengalir dengan baik, terutama di lewat sisi kiri
tempat Raheem Sterling dan Luke Shaw berada.
Kombinasi Sterling dan Shaw
benar-benar jadi ancaman lini belakang Ukraina.
Sterling menunjukkan ia lebih matang
dan tak lagi banyak memperagakan aksi individu yang tak perlu, sedangkan Shaw melanjutkan performa apik yang telah ia tunjukkan
sepanjang musim bersama klub.
Inggris berhasil lolos ke semifinal
dengan bekal kemenangan meyakinkan 4-0 atas Ukraina.
Andai kedua pemain tersebut bisa
mengulang performa yang sama di semifinal, itu berarti peluang Harry Kane untuk
mencetak gol terbuka lebar.
Dengan demikian, membesar pula peluang
Inggris untuk melanjutkan perjalanan ke babak final.
Belum Kebobolan
Lini belakang Inggris adalah salah
satu faktor penting di balik keberhasilan skuad Gareth Southgate melalui fase
grup dengan kondisi minim gol di lini depan.
Berkat ketangguhan Jordan Pickford dan
kawan-kawan, Inggris bisa jadi juara grup tanpa pernah menelan kekalahan.
Di saat lini depan Inggris membaik pada dua laga di fase knock out,
lini belakang Inggris tetap tampil konsisten sebagai tim tangguh.
Inggris yang selama ini tidak punya
tradisi sebagai tim dengan pertahanan kokoh di turnamen besar, bisa maju ke babak semifinal sebagai satu-satunya tim yang belum
pernah kebobolan.
Maguire dan John Stones, yang dalam beberapa musim terakhir kerap kali dikaitkan dengan
blunder konyol, berhasil menghadirkan kolaborasi
mengerikan.
Mereka bisa meredam serangan-serangan
lawan.
Pun begitu halnya saat Tyrone Mings
dipercaya turun di laga awal, saat Maguire belum 100 persen fit.
Dalam skema pertahanan, Southgate
punya dua opsi, yaitu bermain dengan pola dua bek
tengah atau tiga bek sejajar.
Di laga lawan Jerman, Southgate
memainkan skema tiga bek sejajar dengan Kyle Walker menemani Maguire dan John
Stones.
Hal itu pula yang membuat alasan
Southgate membawa banyak bek kanan dalam skuad menjadi masuk akal.
Sedangkan di laga lawan Ukraina,
Southgate menurunkan skema 4-2-3-1, dan cukup mempercayakan Maguire - John
Stones sebagai palang pintu.
Walker bisa menjalankan tugasnya sebagai
full back dalam skema tersebut.
Di lini tengah, Declan Rice dan Kalvin
Phillips tak lagi diliputi keraguan.
Mereka sudah membuktikan kualitas
sebagai penyeimbang permainan.
Sementara di lini depan, Mason Mount
sudah kembali, yang membuat pilihan pemain semakin
kaya untuk Southgate.
Sejauh ini, pemain
yang tak mungkin digeser di lini serang adalah Raheem Sterling dan Harry Kane
yang jadi mesin gol tersubur sejauh ini.
Southgate juga dengan cermat memetik
dampak positif dari keunggulan 4-0 dengan mengistirahatkan sejumlah pemain inti
di pertengahan babak kedua.
Di babak semifinal, Inggris akan
kembali pulang ke rumah dan bermain di Stadion Wembley, pun begitu halnya bila
lolos ke final.
Selain mendapat dukungan dan teriakan
penonton yang lebih maksimal di laga berikutnya, ada beban besar yang menyertai
perjalanan Harry Kane dan kawan-kawan.
Tetapi, menilik
perjalanan mereka di Euro 2020 sejauh ini, Inggris patut untuk tidak terlalu
punya rasa khawatir berlebihan. [dhn]