WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tahapan seleksi Garuda Academy yang diinisiasi oleh PSSI telah menetapkan 105 talenta nasional yang akan menjalani pendidikan dan pelatihan sebagai bagian dari program menuju FIFA Master.
Para peserta ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti praktisi olahraga, mantan atlet sepak bola dan basket, jurnalis, hingga profesional dari sektor lain yang memiliki minat pada sepak bola.
Baca Juga:
Resmi! Indonesia Tuan Rumah ASEAN U-23 Championship 2025
Di antara nama-nama yang terpilih, terdapat beberapa mantan pemain Timnas Indonesia, seperti Yanto Basna, Rony Esar Beroperai, dan Yabes Roni Malaifani.
Mereka akan ditempa bersama peserta lainnya dalam kerja sama antara PSSI, FIFA, dan AFC.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa Garuda Academy bertujuan membentuk kader pengurus sepak bola masa depan agar kualitas tata kelola sepak bola nasional semakin baik.
Baca Juga:
PSSI Pantau Luca Blondeau, Bek Muda FC Volendam Siap Bela Timnas Indonesia
"Garuda Academy ini awalnya disalahartikan, dipikir PSSI membuat akademi sepak bola buat pemain. Tidak. Justru kita membuat inisiasi bersama FIFA dan AFC," kata Erick, Selasa (6/5/2025).
"Karena kita peduli membuat organisasi yang profesional dan terus berkelanjutan itu membangun manusianya. Transformasi tidak akan sukses kalau manusianya tidak mau berubah."
Selanjutnya, 105 peserta yang terpilih akan menjalani pelatihan intensif dan seleksi bertahap. Perwakilan dari FIFA dan AFC akan turut memberikan materi serta melakukan proses seleksi lanjutan.
"Nanti dari FIFA akan menyeleksi dari 105 menjadi 80. Dari 80 nanti diseleksi lagi sama AFC jadi 30. Terus diseleksi hingga nanti tinggal 10, akhirnya tinggal lima," jelas Erick.
"Nanti dari lima akan kita seleksi lagi bagaimana nanti siapa yang bisa kita kasih beasiswa untuk ke FIFA Master. FIFA Master itu adalah pendidikan tertinggi yang ada di modul FIFA."
Erick, yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN, menyebut bahwa saat ini hanya ada satu warga Indonesia yang bergelar FIFA Master, yaitu Wakil Ketua PSSI Ratu Tisha Destria.
"Hari ini kita cuma punya satu FIFA Master, ibu Ratu Tisha. Tetangga kita punya tujuh. Malaysia. Nah, artinya kita tidak boleh terjebak, tadi dengan saya pak Amali, bu Tisha terus ke depan."
"Kita harus punya leadership baru. Mudah-mudahan kita punya calon-calon ke depan untuk membangun sepak bola Indonesia, 10-20-30 tahun lagi," ujar Erick.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]