WahanaNews.co | Gelandang Arsenal, Granit Xhaka, diduga terlibat kasus judi dengan mafia match fixing dari Albania.
Dugaan keterlibatan Granit Xhaka dalam kasus judi tersebut muncul seusai laga Leeds United vs Arsenal pada putaran pertama Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris, musim 2021-2022.
Baca Juga:
Mikel Arteta: Arsenal Bidik Kemenangan Lawan FC Porto di Liga Champions
Pertandingan Leeds United vs Arsenal ketika itu berlangsung di Stadion Elland Road pada 18 Desember 2021.
Arsenal, selaku tim tamu, berhasil memenangi laga dengan skor 4-1 berkat gol-gol yang dicetak oleh Gabriel Martinelli (16', 28'), Bukayo Saka (42'), dan Emile Smith Rowe (84').
Sementara itu, Leeds United sebagai tim tuan rumah sempat membalas satu gol lewat aksi Raphinha (75').
Baca Juga:
Arsenal Jumpa Liverpool Minggu Malam 4 Februari, Begini Komentar Arteta dan Klopp
Kemenangan atas tuan rumah Leeds United menjadi hasil positif bagi Arsenal yang sempat terpuruk pada awal musim Liga Inggris 2021-2022.
Namun, di balik itu, muncul kecurigaan terhadap salah satu pemain mereka, yakni Granit Xhaka, yang menerima kartu kuning ketika laga kontra Leeds United telah memasuki menit ke-86.
Granit Xhaka diganjar kartu kuning karena dinilai mengulur waktu saat hendak mengambil tendangan bebas di wilayah permainan sendiri.
Padahal, pada saat itu, Arsenal sudah unggul 4-1 atas Leeds United.
FA, selaku induk sepakbola Inggris, kemudian melihat kejanggalan di balik proses terjadinya kartu kuning untuk Xhaka.
Berdasarkan laporan Daily Mail, FA juga melihat pola taruhan yang mencurigakan menjelang akhir laga Leeds United vs Arsenal di Elland Road pada Desember tahun lalu.
FA disebut menemukan jumlah taruhan sebesar 52.000 poundsterling (Rp 933 juta) yang dipasang untuk Xhaka mendapat kartu kuning dalam 10 menit terakhir pertandingan.
Setelah melihat kejanggalan tersebut, FA dilaporkan telah meneruskan proses penyelidikan kepada National Crime Agency (NCA) alias Badan Kejahatan Nasional Inggris pada Juni lalu.
NCA kemudian menemukan bukti berupa jumlah signifikan dalam aktivitas judi yang sebagian besar terjadi di Albania.
Selain mafia match fixing, Granit Xhaka juga diduga terlibat dengan mantan penyerang berdarah Swedia-Albania, Alban Jusufi, yang diberi larangan beraktivitas selama lima tahun karena pengaturan pertandingan pada 2017.
Kini, Alban Jusufi diduga meraup banyak keuntungan setelah memasang taruhan untuk Xhaka mendapat kartu kuning pada laga kontra Leeds United tadi.
Sebelumnya, mantan penyerang berusia 41 tahun itu pernah dinyatakan bersalah karena menyuap kiper AIK, Kyriakos Stamatopoulus, untuk tampil buruk pada laga kontra IFK Gothenburg, lima tahun silam.
Kala itu, induk sepakbola Swedia langsung menunda pertandingan setelah mendapat laporan adanya praktik match-fixing.
Daily Mail menulis, Arsenal dan FA masih enggan memberikan komentar saat ditanya terkait dugaan keterlibatan Xhaka dalam kasus judi dalam laga kontra Leeds United.
Arsenal dan FA diperkirakan belum menerima kabar terkini dari tim investigasi terkait kasus tersebut. [gun]