WAHANANEWS.CO, Jakarta - Granit Xhaka kembali membuktikan dirinya sebagai motor utama kebangkitan Sunderland di Liga Primer Inggris musim ini.
Gelandang senior asal Swiss tersebut tampil sebagai penyelamat ketika timnya nyaris menelan kekalahan di hadapan pendukung sendiri.
Baca Juga:
Arsenal Incar 2 Nama Ini di Bursa Transfer Januari
Pertandingan yang berlangsung di Stadium of Light, Senin (4/11/2025), memperlihatkan ketenangan dan kelas seorang Xhaka.
Melalui tendangan jarak jauh khasnya pada menit akhir, pemain berusia 33 tahun itu memastikan Sunderland menahan Everton 1–1.
Hasil imbang tersebut cukup untuk menjaga posisi The Black Cats tetap berada di empat besar klasemen sementara.
Baca Juga:
Granit Xhaka Diduga Terjerat Kasus Judi dengan Mafia “Match Fixing”
Keberhasilan Sunderland mengamankan satu poin tak lepas dari kepemimpinan Xhaka di lapangan.
Pemain yang didatangkan dari Bayer Leverkusen pada bursa transfer musim panas dengan nilai sekitar 13 juta pound ini sempat diragukan mampu beradaptasi di tim promosi.
Namun, semua keraguan itu dijawab dengan performa yang solid dan kontribusi nyata.
Hingga pekan ini, sang kapten telah mencatat tiga assist, sembilan umpan matang dari situasi bola mati, dan menjadi pusat keseimbangan di lini tengah. Konsistensinya menjadikan Xhaka sosok yang sangat berpengaruh, tidak hanya di lapangan, tetapi juga di ruang ganti.
Pelatih Sunderland, Regis Le Bris, mengakui betapa pentingnya peran mantan pemain Arsenal itu bagi tim muda asuhannya.
“Dia sangat penting karena kami punya banyak pemain muda dan baru di liga ini. Pemain seperti Granit, dengan pengalamannya, sangat penting bagi kami,” ujar Le Bris dikutip dari BBC Sport.
“Saya senang memiliki pemain seperti dia yang selalu ingin bermain sepak bola dan bersaing. Ia selalu terhubung dengan permainan dan menetapkan standar bagi tim,” tambah Le Bris.
Sebelum berseragam Sunderland, Xhaka sempat membela Arsenal sejak 2016 hingga 2023.
Kariernya di klub London Utara itu diwarnai naik-turun, mulai dari kontroversi dengan suporter hingga seringnya menerima kartu merah.
Namun, di bawah asuhan Mikel Arteta, ia berhasil bangkit dan menjadi pemain kunci yang membawa keseimbangan permainan The Gunners.
Performa gemilang itu kemudian berlanjut di Bayer Leverkusen, di mana Xhaka sukses mengantarkan klub asal Jerman tersebut menjuarai Bundesliga 2023–2024 tanpa sekalipun menelan kekalahan.
“Saya tidak menyangka akan kembali setelah bermain di Jerman. Tetapi kita tidak pernah tahu ke mana takdir membawa kita,” ujar Xhaka.
“Bisa kembali ke Inggris membuat saya bahagia. Mencetak gol membuat saya merasa senang,” tambah kapten tim nasional Swiss itu.
Sementara itu, mantan penyerang Sunderland, Marco Gabbiadini, menilai Xhaka kini tampil jauh lebih dewasa dibanding saat masih berseragam Arsenal.
“Dia panutan bagi tim muda ini, kami harus menjaganya agar bertahan sepanjang musim,” ujar Gabbiadini.
Dengan pengalaman dan pengaruh besarnya, kehadiran Xhaka jelas menjadi fondasi penting bagi Sunderland dalam upaya mempertahankan posisi di papan atas Liga Primer.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]