WahanaNews.co | Jelang SEA Games ke-31 Vietnam, 12-24 Mei 2022, Indonesia melakukan perampingan atau mengurangi jumlah kontingen.
Sistem ramping dan efisien dipilih sebagai upaya terbaik menyiasati keterbatasan anggaran pemerintah.
Baca Juga:
Daftar Nama Pemain Timnas U-24 di Asian Games 2023
“Kami perlu mengurangi jumlah kontingen, mengingat konsep di SEA Games ini konsep tempur, bukan latihan. Kami menggunakan skema ramping dan efisien,” kata Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Ferry Kono, melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (22/03/2022).
Keputusan ini merupakan hasil Rapat Komite Eksekutif akhir pekan lalu tentang beberapa poin penting.
Di antaranya hasil review cabang olahraga oleh Komisi Sport and Development, hingga opsi-opsi sebagai solusi keterbatasan anggaran.
Baca Juga:
Gubernur Beri 44 Atlet Jateng yang Bawa Pulang Medali Sea Games Kamboja 2023 Uang Saku
Dengan skema ramping dan efisien, NOC Indonesia harus membatasi kuota pelatih hingga tenaga pendukung.
Penundaan SEA Games ke-31 dari tahun 2021 ke 2022, turut memengaruhi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) 2022 Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sebab, Komisi X DPR RI telah menyetujui pagu definitif Kemenpora RI Tahun Anggaran 2022 sejak September 2021, dimana fokus Kemenpora adalah Asian Games 2022 Hangzhou.
“Jadi tidak semua pelatih berangkat, begitu juga apabila cabang olahraga (cabor) mau mengikutsertakan tim dokter atau masseur khusus. Kami akan lihat apakah mereka mau membantu cabor lain. Termasuk mekanik, misalnya cabor balap sepeda, apakah mereka juga mau membantu teknis di cabor lain, seperti sepeda untuk digunakan atlet triathlon,” lanjut Ferry.
Adapun atlet dan cabor, NOC Indonesia telah mengirimkan rekomendasi kepada Kemenpora.
Rekomendasi tersebut merupakan keputusan Komite Eksekutif berdasarkan hasil analisis dari Komisi Sport and Development (KSD) usai melakukan review dengan pengurus cabor pada pertengahan Maret.
“Rekomendasi kami sudah memenuhi parameter yang ditentukan, yakni cabor DBON dan non-DBON, berpeluang meraih medali, baik emas, perak, dan perunggu, serta potensi atlet junior,” ucapnya.
Dalam waktu dekat, ia berharap NOC Indonesia dan Kemenpora dapat duduk bersama untuk membahas rekomendasi tersebut.
Sehingga nantinya keputusan ini dapat menjadi acuan pengisian entry-by-name kontingen.
Sebagai informasi, Panitia Penyelenggara SEA Games Vietnam menetapkan batas akhir entry-by-name pada 31 Maret.
“Keputusannya tentu tidak dapat memuaskan semua pihak, tetapi kami membuka opsi terhadap cabor dengan pembiayaan mandiri oleh Nasional Federation, tentunya dengan parameter khusus. Jadi walau biaya mandiri, mereka tetap perlu memastikan atlet mampu bersaing dan jadi tolak ukur pembinaan,” tandasnya.
SEA Games ke-31 akan mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 526 nomor event.
Ini merupakan kali kedua Vietnam tampil sebagai tuan rumah multievent bergengsi dua tahunan kawasan Asia Tenggara.
Kali terakhir, Vietnam menjadi tuan rumah pada 2003. [rin]