WahanaNews.co | Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memuji perhatian Presiden RI Joko Widodo dalam rangka perbaikan sepak bola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan yang terjadi sepekan lalu.
"Saya sebagai Ketua Umum PSSI, sangat berterima kasih sekali kepada Presiden Joko Widodo. Perhatian beliau kepada sepakbola Indonesia luar biasa sekali. Sekali lagi, saya dan seluruh Exco PSSI sangat berterima kasih," ujar Iwan dikutip dari situs resmi PSSI.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Iwan juga menyatakan PSSI siap bekerja sama dengan FIFA dan Pemerintah guna melakukan transformasi sepak bola nasional.
"Tentu setelah bertemu dengan FIFA dan Pemerintah, PSSI akan langsung bekerja. Arahan Presiden soal stadion yang tidak layak untuk menggelar kompetisi juga menjadi atensi kami," terangnya.
Dalam rilisnya, induk organisasi sepak bola di Indonesia itu juga menyebut Jokowi membantu skuad Garuda di berbagai kelompok umur ketika melakukan pemusatan latihan di dalam dan luar negeri.
Baca Juga:
Erick Thohir Inginkan Timnas Indonesia Raih Poin Melawan Jepang dan Arab Saudi
Sebelumnya PSSI melalui Iwan juga telah menyatakan terima kasih kepada Jokowi yang berkomunikasi dengan FIFA dan memastikan asosiasi sepak bola dunia itu tidak akan menjatuhkan hukuman ke Indonesia.
"Alhamdulillah, melalui Presiden Republik Indonesia, FIFA sudah memberikan pernyataan resmi bahwa Indonesia tidak terkena hukuman efek dari insiden Kanjuruhan. PSSI selalu intens berkomunikasi dengan FIFA dan AFC."
"Pada minggu depan, delegasi FIFA dan AFC akan berkunjung dan berdiskusi dengan PSSI untuk mengambil langkah-langkah transformatif seperti yang diperintahkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia," kata Iwan.
Jokowi mengumumkan Indonesia tidak akan mendapat sanksi FIFA pada Jumat (7/10/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga mengatakan akan ada kolaborasi Indonesia serta FIFA dan AFC guna mencegah kejadian seperti tragedi Kanjuruhan terjadi lagi.
Ada lima poin yang disebut yakni membangun standar keamanan stadion, memformulasikan standar protokol dan pengamanan yang dilakukan kepolisian berdasar standar keamanan internasional, sosialisasi dan diskusi dengan klub termasuk perwakilan suporter, mengatur jadwal pertandingan dan memperhitungkan potensi risiko, dan pendampingan dari para ahli.
Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober mengakibatkan 131 orang meninggal. Sudah ada enam orang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk dari pihak PT LIB, Arema FC, dan unsur kepolisian. [rsy]