WahanaNews.co | Sirkuit Internasional Mandalika membawa Indonesia dalam sorotan dunia menyusul kepastian trek di Nusa Tenggara Barat itu sebagai lokasi balap Kejuaraan Dunia Superbike 2021 dan MotoGP mulai 2022.
Upaya menjadikan Mandalika sebagai country branding (citra negeri) menuntut pembenahan perilaku para individu yang terlibat.
Baca Juga:
WSBK Mandalika Rugi Rp100 M? Anak Buah Erick Buka-Bukaan
Penyebaran video dan foto saat pemeriksaan kargo tim-tim peserta Asia Talent Cup dan Superbike, Rabu (10/11/2021), telah mencoreng citra Mandalika dan Indonesia.
Pembukaan peti kargo tim Aruba.It Racing-Ducati ketika itu dinarasikan di media sosial sebagai tindakan ilegal dan memalukan.
Media olahraga grup Red Bull Media House, Speedweek, menyindir, kejadian itu hanya pernah terjadi sebelumnya di negara-negara dunia ketiga, empat dekade silam.
Baca Juga:
Sirkuit Mandalika Dikritik Banyak Pebalap, Begini Respons MGPA
Terkait hal itu, Mandalika Grand Prix Association (MGPA), penyelenggara lokal balapan, menegaskan video dan foto itu diambil pihak luar saat dilakukannya proses custom clearence oleh Bea Cukai, freight forwarder, MGPA, dan perwakilan Dorna (pemegang hak komersial MotoGP dan Superbike).
Proses itu seharusnya tidak menjadi bahan konsumsi publik untuk mencegah pelanggaran pencurian desain atau teknologi.
”Sangat disayangkan, saat pemeriksaan dilakukan, ada pihak yang tidak berkepentingan dan tidak mengerti proses yang berlangsung. (Ia) mengambil gambar dan menyebarkannya dengan isi berita yang tidak sesuai,” ujar Direktur Strategi dan Komunikasi MGPA, Happy Harinto, Kamis (11/11/2021).
Ia menjamin proses pemeriksaan bea cukai itu telah sesuai prosedur berlaku.
”Ini event sangat penting, membawa nama negara ke dunia. Maka, kami berusaha tertib,” tegas Happy.
Kejadian itu telah dikomunikasikan MGPA ke pihak Dorna.
Mewakili Dorna, Direktur Eksekutif Superbike Gregorio Lavilla menilai, kejadian yang viral di jagat maya itu disebabkan tingginya antusiasme menyambut Superbike yang terakhir kali digelar di Indonesia pada 1997 silam di Sirkuit Sentul, Bogor.
Menjaga Kepercayaan
”Sudah lebih dari dua dekade negara kita tidak menggelar balap motor berkelas internasional. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan itu (menggelar balap internasional),” ujar Ricky Baheramsjah, Direktur Utama MGPA yang aktif melobi Dorna dan FIM (Federasi Balap Sepeda Motor Internasional) agar menerima Indonesia sebagai penyelenggara MotoGP.
”Maka itu, kami mengajak semua pihak agar bersama-sama menjaga nama baik Indonesia dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan ke kita dengan saling menjaga dan mendukung kelancaran event ini,” ungkap Ricky kemudian.
Balap motor kelas dunia jadi ujung tombak pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang berbasis wisata olahraga.
Kawasan ini berpotensi besar menjadi tujuan wisata internasional dengan fasilitas yang lengkap dan bentang alam yang indah. Ada lima pantai di kawasan itu, yaitu Tanjung Aan, Kuta Mandalika, Seger, Serenting dan Gerupuk.
Jangkauan Luas
Potensi itu dipromosikan melalui gelaran Superbike dan MotoGP yang disiarkan secara langsung di lebih dari 200 negara.
Berdasarkan data Dorna pada 2020, setiap seri MotoGP ditonton 432 juta rumah tangga melalui televisi berbayar.
MotoGP juga menjangkau 30 juta penggemar melalui media sosial serta platform digital dengan 12,2 miliar impresi, 3 miliar penonton video, dan 2,5 miliar menit menonton.
MotoGP juga diikuti oleh 13,9 juta penggemar di Facebook, 10,2 juta di Instagram, 2,7 juta di Twitter, 3,7 juta subscribers di Youtube, dan 465 ribu pengikut di Tik Tok.
"Itu akan menciptakan country branding. Hal terpenting, mereka (wisatawan asing) akan tertarik untuk datang ke Indonesia mengunjungi Mandalika. Tidak harus untuk MotoGP atau Superbike, tetapi untuk wisata. Itu merupakan efek berganda yang diperhitungkan oleh seluruh negara penyelenggara MotoGP," ungkap Ricky. [qnt]