WahanaNews.co | Pelatih Arema FC, Javier Roca, berlapang dada timnas Chile gagal ke Piala Dunia 2022. Ia melihat kegagalan ini dipicu berakhirnya generasi emas Timnas Chile tidak dibarengi dengan regenerasi pemain mumpuni.
La Roja, julukan timnas Chile menutup perjalanan di kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL dengan finish di posisi ketujuh.
Baca Juga:
Arema FC Kalahkan Bali United Pada Sesi Latihan Bersama di Stadion Kapten I Wayan Dipta
Mereka hanya mengoleksi 19 angka dengan catatan lima kemenangan, empat seri, dan sembilan kalah dari total 18 laga yang dijalani.
Ini menandakan kali kedua beruntun Chile tidak masuk Piala Dunia. Sebelumnya, mereka juga gagal tampil di Piala Dunia 2018.
Padahal, negara Amerika Latin ini pernah menjadi tim yang diperhitungkan pada Piala dunia 2010 dan 2014.
Baca Juga:
Arema Rekrut Dua Pemain Muda dari Persija, Keduanya Berlabel Timnas U-20
"Ya, memang ini lagi generasi emas pemain di Chile sudah mulai habis, mereka sudah tidak main di elite dunia. Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Claudio Bravo mereka sudah lanjut usia," ujar pelatih berusia 45 tahun tersebut.
Pelatih asal Chile, Javier Roca.KOMPAS.com/Suci Rahayu Pelatih asal Chile, Javier Roca.
"Untuk Piala Dunia ini kita absen dulu. Semoga piala dunia kedepan kita bisa hadir," harapnya.
Ya, Chile masih diperkuat pemain-pemain yang punya nama-nama besar di kompetisi seperti Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Claudio Bravo, Gary Medel maupun Charles Aranguiz.
Namun, usia mereka sudah memasuki senja bagi seorang pemain elite. Vidal dan Medel bahkan sudah berusia 35 tahun.
Sedangkan, para pemain muda kesulitan menembus kompetisi elite Eropa.
Javier Roca melihat ada beberapa faktor yang berpengaruh ke hal tersebut. Salah satunya adalah Chile bukan termasuk negara yang besar dan luas.
Sehingga, perkembangan sepak bola negaranya tidak seprogresif raksasa CONMEBOL lainnya seperti Brasil dan Argentina.
"Sebenarnya berhubungan dengan penduduk. Brasil sekitar 200 juta penduduk, Argentina hampir 100 juta kalau tidak salah, sedangkan kami 17 juta penduduk, " terang mantan pelatih Persik Kediri tersebut.
"Jadi, pilihan pemain sebenarnya lebih luas Brasil atau Argentina. Itu satu."
"Kedua, memang dari dulu Brasil dan Argentina punya level international kuat. Banyak pemain yang dari kecil sudah bertempur di Eropa. Kalau Chile masih sedikit, sumber pemain belum sebanyak Brasil atau Argentina," pungkasnya. [rds]