WahanaNews.co | Menpora Zainudin Amali menyatakan pemerintah tak akan melepaskan waktu mengejar perbaikan sepak bola nasional seiring kedatangan FIFA ke Indonesia pada 17 Oktober 2022.
Sebelumnya sempat disebut FIFA akan datang ke Indonesia pada 18-19 Oktober sebagai tindak lanjut transformasi sepak bola dalam negeri pasca tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
Dalam keterangan di salah satu stasiun televisi, Amali menyebut FIFA bakal ke Indonesia pada 17 Oktober guna keperluan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023. Amali menyiratkan pemerintah bakal berupaya lebih cepat mengejar FIFA soal perbaikan sepak bola Indonesia.
"Saya kira kita sambut yang baik kedatangan FIFA ke Indonesia. Saya mendapat undangan dari PSSI bahwa tanggal 17 Oktober 2022 ini akan ada perwakilan FIFA yang datang, tetapi kaitannya dengan pelaksanaan FIFA World Cup U-20."
"Nanti akan kita tanyakan ke FIFA kelanjutan surat itu, kemudian apa saja yang harus kita siapkan dan tentu hal-hal yang akan membuat sepakbola kita akan menjadi lebih baik," terang Amali dikutip dari situs resmi Kemenpora.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
Amali berharap komunikasi dengan FIFA soal perbaikan sepak bola Indonesia bisa dimulai lebih cepat dan berbuah baik.
"Walaupun nanti kedatangannya akan lebih banyak membicarakan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah FIFA World Cup U-20 tahun 2023 mendatang, tetapi tidak tertutup kemungkinan kita akan sampaikan berbagai hal progres yang dilakukan oleh federasi [PSSI] maka, mudah-mudahan ini akan menjadi lebih baik ke depannya," ucap Amali.
Menpora Amali menilai kedatangan dan perhatian FIFA untuk sepakbola Indonesia sangat baik. Ia berharap dukungan FIFA itu akan membawa perbaikan tata kelola sepakbola di tanah air menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Selepas tragedi Kanjuruhan pemerintah dan FIFA sudah berkomunikasi dan sudah ada lima hal penting dalam penyelenggaraan sepak bola Indonesia yakni terkait standar stadion, penanganan pengamanan, keterlibatan banyak pihak termasuk suporter dan klub, jadwal siaran, dan pendampingan pelaksanaan pertandingan.
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya dan memakan 132 korban jiwa.
Sejauh ini sudah terdapat enam tersangka yang ditetapkan Polri yaitu Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ahmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana Arema Malang Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarman.[rsy]