WahanaNews.co | Puluhan Aremania menjadi korban kerusuhan maut pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Mereka rata-rata menghirup gas air mata sehingga mengalami sesak napas.
Baca Juga:
Kapolda Jatim yang Baru Diminta Waspadai Mafia Tanah
Salah seorang korban, Septia, mengaku, ia mendapat semprotan gas air mata saat berada di tribun utama.
Ia pun terpaksa dievakuasi ke lorong tribun VVIP Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
"Saat semprotan gas air mata pertama, kita itu panik. Mencoba mencari jalan keluar, karena kondisi gelap dan mata perih," ucap Septia, perempuan berusia 18 tahun ini.
Baca Juga:
Komnas HAM Klaim Kantongi Dalih PT LIB Tolak Ubah Jadwal Arema vs Persebaya
Ketiadaan pertolongan medis pertama membuat kepanikan disebutnya membuat napasnya sesak ketika dievakuasi.
Bahkan, ia mengaku dievakuasi oleh beberapa orang, salah satunya terindentifikasi wartawan.
"Tadi banyak yang nolong, saya lemas mata perih. Sesak napas, terus kan keluar tadi rebutan," ungkapnya.
Ia beruntung bisa diselamatkan dan tak perlu mendapat bantuan di rumah sakit.
Setelah beristirahat beberapa saat, perempuan asal Pasuruan, Jawa Timur, ini bisa melanjutkan perjalanan kendati matanya merah karena terkena semprotan gas air mata. [gun]