WahanaNews.co | Angkat
besi jadi salah satu cabang olahraga yang didominasi kaum pria sejak pertama kali
dipertandingkan pada 1891. 100 kemudian, barulah perempuan bisa ikut bersaing
dalam olahraga tersebut.
Baca Juga:
Persiapan Kota Pontianak sebagai Tuan Rumah Kejuaraan Nasional Angkat Besi 2024
Setelah melalui perjalanan yang panjang, angkat besi
kategori perempuan akhirnya memulai debutnya di Olimpiade Sydney pada 2000.
Sejak saat itu, angkat besi pun meluas ke banyak negara di dunia. Namun, di
beberapa negara terutama di Asia dan negara-negara Muslim, kaum perempuan masih
kurang terwakili dalam cabang olahraga tersebut. Itu terjadi karena belum
adanya aturan khusus soal penggunaan hijab bagi atlet angkat besi.
Pada saat itulah, seorang atlet perempuan bernama Kulsoom
Abdullah hadir. Kulsoom Abdullah merupakan atlet angkat besi perempuan yang
berasal dari Pakistan-Amerika Serikat. Kedua orang tuanya berasal dari
Pakistan, namun ia lahir di Kansas City, Amerika Serikat.
Lewat keberaniannya, Kulsoom bisa mengubah aturan di dunia
angkat besi yang awalnya melarang penggunaan hijab. Meski begitu, keberanian
Kulsoom untuk memperjuangkan penggunaan hijab itu tidaklah mudah, sebab ia
harus melewati berbagai rintangan hingga akhirnya penggunaan hijab pun
diperbolehkan.
Baca Juga:
Kakek Terkuat di Dunia: Pecahkan Rekor Angkat Besi di Usia 86 Tahun
Perjuangan Kulsoom
Abdullah Soal Hijab
Kisah perjuangan Kulsoom sendiri bermula ketika pakaian yang
dikenakannya dianggap bermasalah saat mengikuti Kejuaraan Nasional di Amerika
Serikat. Menurut laporan VOA, pada 2010 Kulsoom seharusnya bisa tampil di
Kejuaraan Nasional Angkat Besi Amerika Serikat. Namun, dia memilih tidak tampil
karena pakaian dan hijabnya tidak diizinkan oleh panitia pelaksana.
"Di kompetisi nasional semua orang memakai apa yang disebut
singlet. Ini adalah setelan ketat dan harus dipotong di atas lutut dan siku.
Pakaian tersebut jelas tidak menutup aurat," kata Kulsoom Abdullah seperti
dikutip dari Buzz.
Dalam olahraga angkat besi, para atlet mengenakan singlet
untuk memperlihatkan bagian lutut dan siku. Hal ini bertujuan agar wasit bisa
melihat kompetitor tidak menekuk siku, berdiri tegak, dan juga memastikan bahwa
tidak ada perlengkapan yang dipakai untuk membantu meningkatkan kinerja atlet.
Dari kondisi itu, Kulsoom pun akhirnya mengajukan permintaan
untuk mengubah aturan berpakaian yang memungkinkannya mengenakan hijab. Namun,
USA Weightlifting menolak permintaannya karena mereka adalah perusahaan swasta
dan mengatakan harus membawa masalah ini ke Federasi Angkat Besi Internasional
(IWF).
Lalu, penolakan yang dihadapi Kulsoom itu mendapatkan
perhatian dari media nasional dan internasional. Bahkan, ia juga sempat
menggelar konferensi pers dengan bantuan Dewan Hubungan Amerika-Silam, hingga
akhirnya membuat IWF meninjau kasusnya.
"Anda tahu itu sangat menakutkan menjadi orang pertama yang
melakukan ini. Saya berharap bahwa itu awalnya tidak akan menjadi masalah besar
dan mereka akan mengakomodasi keinginan saya, tetapi kemudian masalah ini
menjadi besar ketika banyak media yang meliput cerita saya," tambahnya.
Mengubah Sejarah
Kepada IWF, Kulsoom berargumen bahwa pakaiannya tidak akan
memengaruhi wasit dalam memberikan penilaian. IWF kemudian setuju dan
mengizinkan perempuan kelahiran 1976 itu mengenakan hijab dan pakaian lengan
panjangnya di kompetisi internasional dan nasional.
Selain itu, kemenangan Kulsoom juga mengubah sejarah
olahraga angkat besi. IWF mengubah aturan mereka dan membuka jendela besar bagi
atlet muslim perempuan lain untuk berkompetisi dengan berhijab. Kemudian pada
Kejuaran Dunia Angkat Besi 2011 di Paris Prancis, Kulsoom Abdullah yang
mewakili Pakistan menjadi lifter perempuan pertama di level internasional yang
menggunakan hijab.
"Masih sulit untuk percaya bahwa saya telah melakukan
sesuatu yang memengaruhi banyak perempuan lain di seluruh dunia," ujar Kulsoom
Abdullah. [dhn]