WAHANANEWS.CO, Jakarta - Nasib Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih Timnas Indonesia tengah menjadi bahan perbincangan hangat.
Setelah kegagalan di Piala AFF 2024, berbagai spekulasi mulai bermunculan, termasuk isu bahwa PSSI sedang mempersiapkan langkah untuk menggantinya.
Baca Juga:
Erick Thohir Tegaskan Pemecatan Shin Tae-yong Bebas dari Tekanan Pihak Luar
Kegagalan STY di Piala AFF 2024 menjadi titik awal perdebatan ini. Keputusannya menurunkan skuad U-22 dianggap sebagai langkah berani, tetapi eksperimen tersebut tidak membuahkan hasil manis.
Timnas Indonesia gagal melaju dari fase grup, kalah bersaing dengan Vietnam dan Filipina.
Dalam laporan Tuttosport, media olahraga ternama Italia, disebutkan bahwa Ketua Umum PSSI Erick Thohir memiliki ambisi besar untuk meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.
Baca Juga:
Tersingkir dari Piala Asia 2023, Ini Rencana Shin Tae-Yong
Untuk mewujudkan mimpi ini, PSSI disebut-sebut sedang mempertimbangkan mengganti STY dengan pelatih asal Eropa.
Spekulasi semakin memanas setelah anggota Exco PSSI, Khairul Anwar, mengunggah pesan yang terkesan sebagai salam perpisahan untuk STY di akun Instagram-nya.
"Terima kasih STY atas kebersamaannya selama ini. Kamu tetap menjadi bagian sejarah transformasi sepak bola Indonesia," tulis Khairul pada Minggu (5/1/2025).
Rumor ini semakin liar dengan kabar bahwa PSSI sedang mendekati sejumlah pelatih asal Belanda, termasuk nama besar seperti Louis van Gaal.
Selain itu, empat pelatih lain dari Belanda mulai dikaitkan dengan posisi panas ini. Siapa saja mereka?
1. Patrick Kluivert
Patrick Kluivert, eks striker Timnas Belanda, disebut sebagai salah satu kandidat kuat.
Meski kariernya sebagai pelatih kurang gemilang, namanya tetap mencuat karena pernah menjadi asisten Louis van Gaal.
2. Giovanni van Bronckhorst
Mantan pemain Barcelona ini memiliki catatan prestasi yang lebih mentereng sebagai pelatih.
Ia sukses membawa Feyenoord dan Rangers meraih berbagai trofi, meski perjalanan terakhirnya di Besiktas berakhir dengan pemecatan.
3. Pieter Huistra
Pelatih Borneo FC ini dinilai memiliki pengalaman relevan, termasuk pernah menjadi direktur teknik Timnas Indonesia.
Coach Justin bahkan menyarankan namanya sebagai pengganti STY karena kemampuannya membangun chemistry dengan pemain diaspora.
4. Ruud Gullit
Legenda AC Milan ini juga masuk radar. Dengan pengalaman panjangnya di dunia sepak bola, Gullit dianggap sebagai opsi menarik untuk membawa Timnas Indonesia ke level lebih tinggi.
Langkah PSSI untuk mengganti STY jelas menjadi sorotan.
Apakah benar pergantian ini akan membawa perubahan besar, atau justru menjadi risiko baru bagi Timnas Indonesia?
Pelatih berusia 61 tahun ini pernah menangani klub-klub besar seperti Chelsea, Newcastle United, dan LA Galaxy. Meski terakhir kali dia menjabat sebagai asisten pelatih Timnas Belanda di tahun 2017, namanya tidak bisa disepelekan.
Jika diangkat menjadi pelatih Timnas Indonesia, Gullit bisa membawa pengalaman internasional dan pengetahuan mendalam tentang sepak bola Eropa ke dalam skuad Pasukan Garuda.
5. Louis van Gaal
Nama Louis van Gaal muncul sebagai salah satu kandidat pengganti Shin Tae-yong, seiring rencana PSSI untuk bertemu dengannya pada Februari mendatang.
Haris Pardede, pengamat sepak bola nasional yang dikenal sebagai Bung Harpa, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut bisa menjadi langkah penting bagi masa depan Timnas Indonesia.
Menurut Bung Harpa, sejumlah anggota Exco PSSI dilaporkan akan terbang ke Belanda untuk berdiskusi dengan Van Gaal terkait kemungkinan keterlibatannya dalam struktur PSSI.
"Delegasi PSSI direncanakan akan bertolak ke Belanda pada Februari. Mereka disebut-sebut akan bertemu dengan Louis van Gaal. Namun, apakah itu untuk menggantikan Shin Tae-yong atau menempatkannya sebagai Direktur Teknik PSSI, masih belum jelas," ujar Bung Harpa melalui kanal YouTube-nya.
Meski demikian, satu hal yang menjadi perhatian adalah faktor usia Van Gaal.
Dengan usianya yang telah mencapai 73 tahun, ditambah kondisi kesehatannya, kecil kemungkinan baginya untuk mengambil alih posisi pelatih Timnas Indonesia.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]