WahanaNews.co | Persipura Jayapura mengajukan protes keras atas keputusan PSSI yang menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 musim 2022/2023.
Manajer tim berjuluk Mutiara Hitam, Yan Permenas Mandenas menyatakan kekecewaannya seusai mendengar hasil keputusan rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Kamis (12/1/2023), yang memutuskan penghentian kompetisi Liga 2 dan Liga 3 di Tanah Air.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Menurut Mandenas, hal tersebut terkesan terburu-buru mengingat PSSI tidak mempertimbangkan keputusan tim-tim yang menyerukan bergulirnya kembali kompetisi Liga 2. Ia juga mempertanyakan alasan 20 klub yang tidak ingin melanjutkan pelaksanaan Liga 2.
"Saya sangat menyayangkan keputusan Exco PSSI yang terkesan terburu-buru. Saya pikir apa dasarnya 20 klub yang tidak setuju? Tidak diketahui dari mana saja. Seharusnya PSSI merilis ke publik daftar tim-tim yang merasa keberatan bergulirnya kompetisi kembali," ujarnya kepada RRI.co.id di Jakarta, Kamis (12/1/2023).
Dikatakannya, PSSI bersama Operator Liga harus mempertimbangkan kembali keputusannya menghentikan kompetisi, mengingat ada tim-tim yang setuju kompetisi kembali dilanjutkan. Bahkan, beberapa klub kasta kedua seperti Persipura sudah memenuhi persyaratan dari PSSI dan PT Liga untuk melakukan verifikasi stadion.
Baca Juga:
Erick Thohir Inginkan Timnas Indonesia Raih Poin Melawan Jepang dan Arab Saudi
Persipura sendiri sudah melakukan proses verifikasi Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Papua, dengan nilai kategori baik 74,27 persen. Nilai tersebut bahkan melebihi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Tidak heran, Persipura ada di garis terdepan untuk mendesak kembali bergulirnya kompetisi Liga 2.
"PSSI dan PT Liga harus bisa mendengarkan aspirasi dari para tim-tim yang mendukung dan menolak bergulirnya kompetisi. Pada situasi ini, kredibilitas PSSI dan PT Liga sangat dipertanyakan mengingat kompetisi tidak digelar hingga tuntas," kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Sistem kompetisi Liga 2 dan Liga 3 sejatinya harus bergulir mengingat kompetisi Liga 1 telah digelar seusai vakum akibat tragedi Kanjuruhan. Menurut Mandenas, jangan akibat persoalan satu klub di Liga 1, tim-tim Liga 2 serta Liga 3 terimbas sehingga akhirnya kompetisi tidak digulirkan dan berhenti di tengah jalan.