WahanaNews.co | Liga Selancar Dunia atau World Surf League (WSL) yang dibuka hari ini, Jumat (27/5), menawarkan banyak keunikan pada peselancar dunia yang telah tiba di Pantai Plengkung atau yang akrab disebut G-Land.
Berada di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Arya Sena Subyakto mengatakan bahwa jumlah orang dalam penyelenggaraan liga selancar tersebut dibatasi.
Baca Juga:
DAMRI Hadirkan Transportasi untuk Antar Penari di Ajang Festival Gandrung Sewu 2024
Hal itu, menurut Arya, agar tidak mengganggu kehidupan fauna yang berada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, saat pembukaan WSL, Jumat (27/5) sore.
"Karena ini cagar alam jadi semua kamar-kamar juga sudah disiapin, kan ini karena cagar alam sebenarnya WSL dibatasi cuma 200 orang yang boleh masuk ke lokasi pertandingan supaya kehidupan binatangnya tidak terganggu," ujar Arya kepada Antara lewat panggilan suara.
Menariknya, di tengah laut dibangun judge tower yang akan digunakan sebagai tempat penilaian para juri. Hal itu menjadi istimewa, sebab tidak semua lokasi turnamen selancar menggunakan demikian -- hanya di Tahiti dan Fiji.
Baca Juga:
Pemerintah Banyuwangi Komitmen Jadikan Balap Sepeda Instrumen Olahraga dan Pariwisata
"Untuk sistem penjuriannya istimewanya pertandingan ini adalah karena ombaknya itu di tengah, jadi kita harus bikin judge tower atau enggak panggung untuk juri di laut, makanya kalau pengunjung enggak bisa lihat dari pinggir," kata Arya.
Hal tersebut menandakan bahwa G-Land memiliki ombak dengan karakteristik salah satu yang terbaik di dunia, dengan panjang gelombang bisa mencapai dua kilometer.
"Kalau ombak di G-Land itu memang salah satu ombak paling bagus di dunia, cuman harus diingat gimana kita selalu bergantung sama alam, semoga pas pertandingan itu ombaknya pada kondisi terbaiknya," ucap Arya.