WahanaNews.co | Indonesia bakal menghadapi persaingan ketat menuju bidding tuan rumah Olimpiade 2036.
Mesir siap ikut serta dalam penawaran multiajang olahraga terakbar di dunia tersebut.
Baca Juga:
Drama Olimpiade: Angela Carini Tumbang dalam 46 Detik, Imane Khelif Terjerat Kontroversi Gender
Kompleks olahraga megah jadi salah satu modalnya.
Menukil laman Al-Monitor, Mesir disebut berencana mengajukan tawaran resmi sebagai tuan rumah Olimpiade 2036, dan menjadi negara Afrika pertama yang menyelenggarakan turnamen olahraga secara global.
Ketua National Olympic Committee Mesir (ENOC), Hisham Hatab, mengatakan, Presiden International Olympic Committee (IOC), Thomas Bach, akan mendiskusikan sekaligus memastikan tawaran Mesir menjadi tuan rumah Olimpiade saat bertemu dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi pada 24 September mendatang.
Baca Juga:
Menpora Harap Ajang Festival Senam 2024 Mampu Lahirkan Atlet Berprestasi Olimpiade
"Kunjungan Bach ke Kairo sangat penting untuk membahas banyak hal penting," kata kepala ENOC, Hisham Hatab.
"Pertemuan Presiden Sisi dengan Bach merupakan langkah penting karena akan menunjukkan dukungan presiden kepada olahraga dan atlet Mesir dalam menciptakan sejarah."
Masih menurut Hisham Hatab, Bach selama berada di Kairo juga akan mengunjungi Kota Olimpiade Mesir yang terletak di Ibu Kota baru.
Selain itu, Bach juga dijadwalkan mengunjungi Gedung ENOC dan Museum Olimpiade.
Kota Olimpiade Mesir sendiri merupakan kompleks olahraga terbesar di Afrika setelah Stadion FNB di Afrika Selatan.
Proyek yang menghabiskan anggaran sekitar 45 miliar dollar AS ini sudah memulai pembangunannya sejak 2019 dan ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Setelah jadi, Kota Olimpiade Mesir dipastikan bakal menjadi tempat olahraga terbesar di Afrika dan Timur Tengah.
Sebab, tak hanya memiliki stadion dengan daya tampung 93.400 penonton, tapi juga mencakup dua ruang olahraga besar.
Kompleks itu juga akan menyediakan fasilitas kolam renang bertaraf Olimpiade, gelanggang pacuan kuda, lapangan tenis, fasilitas squash, dan lapangan pelatihan, serta bangunan administrasi, budaya, serta hotel.
Sementara itu, ilmuwan olahraga dan profesor di Universitas Hamad bin Khalifa di Qatar, Kamilla Swart, menilai Mesir memiliki keyakinan kuat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade karena akan menjadi yang pertama di benua Afrika.
"Olimpiade belum pernah diselenggarakan di benua Afrika," kata Swart.
"Dengan IOC mengubah proses penawarannya menjadi salah satu dialog lebih banyak dengan kota tuan rumah potensial, Mesir menjadi pesaing kuat untuk Olimpiade 2036," ujarnya.
Meskipun optimistis dengan kesiapannya, faktanya Mesir akan menghadapi adangan berat.
Sebab, negara-negara seperti India, Inggris, Turki, Spanyol, dan Rusia juga telah menunjukkan minat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.
Termasuk Indonesia, yang juga menawarkan Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, sebagai lokasi perhelatan multievent yang digelar tiap empat tahun sekali tersebut.
Pemerintah Indonesia disebut berencana membangun sports training center dengan fasilitas lengkap, baik utama dan pendukung.
Termasuk fasilitas latihan sepak bola yang nantinya akan digunakan menjadi pusat pelatihan.
Sebagai informasi, Indonesia sendiri telah terlibat dalam proses bidding karena sebelumnya membidik menjadi penyelenggara tahun 2032.
Pengajuan bidding tuan rumah Olimpiade dilakukan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagaimana yang tertulis dalam Point 4 Tugas NOC di Olympic Charter.
"Kita sudah berstatus continuous dialogue di proses bidding, dan kami akan lanjutkan karena format IOC saat ini mengedepankan permanent, ongoing dialogue. Ini dikatakan Presiden IOC Thomas Bach ketika saya bertemu di Olimpiade 2020 Tokyo, menurutnya Indonesia harus tetap melanjutkan proses bidding untuk Olimpiade karena prosesnya masih berjalan," ujar Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu, terkait bidding Olimpiade 2036. [gun]