WahanaNews.co | Timnas Israel memastikan tiket ke Piala Dunia U-20 2023 yang akan berlangsung di Indonesia.
Hingga kini, masih ada pro dan kontra terkait hadirnya Israel di Tanah Air.
Baca Juga:
Bangga Tolak Timnas Israel, Koster Sebut Cuma Gubernur Bali yang Bisa
Ada hal yang menarik jika berbicara mengenai sepakbola Israel.
Secara geografis, Israel berada di Asia.
Namun, mereka memilih bernaung di Konfederasi Sepakbola Eropa (UEFA).
Baca Juga:
Wagub Bali Mengatakan Libur Lebaran 2023 Dapat Mendongkrak Kunjungan Hingga 20%
Padahal, jika berbicara sejarah, Israel merupakan salah satu negara pendiri Konfederasi Sepakbola Asia (AFC).
Mereka sempat menjadi anggota AFC pada 1954, hingga kemudian dikeluarkan pada 1974.
Kok bisa?
Dilansir dari berbagai sumber, saat masih menjadi bagian dari AFC, Israel cukup berprestasi.
Mereka dua kali menjadi runner up Piala Asia, yakni pada 1956 dan 1960, serta sekali menjadi juara, pada 1964 saat menjadi tuan rumah.
Israel juga sempat lolos ke Piala Dunia 1970, saat masih menjadi anggota AFC.
Hingga kini, itu menjadi satu-satunya penampilan Israel di putaran final Piala Dunia.
Nasib Israel di AFC mulai mengalami masalah pada 1957.
Saat itu, negara-negara Arab yang tergabung dalam Arab League melakukan aksi boikot terhadap Israel.
Itu tak lepas dari konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Di Kualifikasi Piala Dunia 1958, sejumlah negara ramai-ramai menolak melawan Israel.
Selain Timnas Indonesia, hal serupa dilakukan Turki, Mesir, Sudan, dan bahkan Belgia.
Israel nyaris lolos ke Piala Dunia 1958 tanpa bertanding sama sekali.
Namun, FIFA mengadakan partai playoff tambahan antara Israel melawan Wales.
Israel akhirnya gagal lolos karena kalah dua kali saat menghadapi Wales.
Pada 1964, Israel terpilih menjadi tuan rumah Piala Asia.
Sejumlah negara memilih mundur di babak kualifikasi, mulai dari Myanmar, Pakistan, Singapura, Kamboja, Indonesia, Jepang, Filipina, China, Afghanistan, Ceylon (Sri Lanka), dan Iran.
Akhirnya, empat tim lolos ke Piala Asia 1964 yang diselenggarakan secara round robin.
Selain Israel, ada India, Korea Selatan, dan Hong Kong.
Israel menjadi juara usai menang dalam tiga pertandingan.
Terusir dari Asia
Aksi menolak melawan Timnas Israel kembali terjadi di Asian Games 1974.
Di penyisihan grup B putaran kedua, Korea Utara dan Kuwait menolak melawan Israel.
Israel lolos ke final dengan hanya melakoni satu laga di putaran kedua, yakni menekuk Burma 3-0.
Namun, Israel harus puas dengan medali perak usai kalah 0-1 dari tuan rumah Iran di final.
Setelah itu, negara anggota AFC mengadakan pemungutan suara yang diajukan oleh Kuwait.
Hasilnya, 17 negara ingin Israel keluar dari AFC, dan hanya 13 yang berpendapat sebaliknya.
Sedangkan enam negara memilih abstain.
Israel pun resmi terusir dari Asia.
Nasib Israel menjadi terombang-ombing usai lepas dari AFC.
Mereka sempat berkompetisi di UEFA saat mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 1982.
Setelah itu, Israel sampai mengungsi ke Oseania.
Mereka menjadi bagian dari OFC pada 1985 hingga 1989.
Mereka mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 1986 dan 1990 lewat jalur OFC.
Pada 1991, klub-klub Israel mulai mengikuti kompetisi di bawah naungan UEFA.
Dan akhirnya, pada 1994, mereka mendapatkan keanggotaan UEFA secara penuh.
Ini terjadi setelah 20 tahun Israel terusir dari Asia.
Sebagai negara Eropa, Israel hanya menjadi tim pelengkap.
Mereka selalu gagal lolos ke Piala Dunia maupun Piala Eropa.
Pada akhirnya, Israel mencatat prestasi di level U-20.
Mereka bakal merasakan debut di Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Tak hanya itu, Israel juga menembus final Piala Eropa U-19 2022, dan akan menantang Timnas Inggris. [gun]