WahanaNews.co | Tokoh sepakbola dunia sekaligus mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, membantah telah melakukan penyuapan terhadap eks Ketua UEFA, Michel Platini, terkait kasus tuduhan korupsi antara kedua sosok tersebut.
"Saya tahu ketika kami memulai dengan Michel Platini itu bukan total, dan kami akan melihatnya nanti," kata Blatter kepada pengadilan di Bellinzona, Swiss, dilansir BBC Sport International, Kamis (9/6/2022).
Baca Juga:
Presiden FIFA Takjub Dengan Atmosfer Indonesia Vs Ekuador di Piala Dunia U-17
Kejaksaan Agung Swiss (OAG) mengeklaim pembayaran 1,6 juta pounds atau sekitar Rp 30 miliar yang dilakukan oleh Blatter kepada mantan Presiden UEFA, Michel Platini, itu adalah melanggar hukum.
Adapun uang itu diberikan kepada legenda Timnas Prancis, Platini, oleh FIFA dengan persetujuan Blatter pada 2011 untuk pekerjaan yang telah selesai dikerjakan satu dekade sebelumnya.
Sementara itu Blatter menambahkan, ia dan Platini secara terbuka berjabat tangan setelah melakukan transaksi suap.
Baca Juga:
Presiden FIFA Bersemangat Sambut Piala Dunia U-17 di Indonesia
"Itu adalah kesepakatan antara dua olahragawan. Saya tidak menemukan kesalahan dengan itu," sambung Blatter.
Pria berusia 86 tahun itu mengatakan, dia meminta Platini untuk menjadi penasihatnya ketika dia pertama kali ditunjuk sebagai presiden badan sepak bola dunia pada tahun 1998.
Dia mengatakan, mantan kapten Les Blues Platini menginginkan 1 juta franc Swiss per tahun tetapi Blatter mengatakan kepadanya bahwa FIFA tidak mampu membayar biaya itu.
Mereka malah membayar 300.000 franc Swiss per tahun, dengan total yang harus dibayar di kemudian hari.
Kasus tersebut membuat Blatter mengakhiri 17 tahun masa pemerintahannya sebagai orang nomor satu FIFA.
Pun, ini jadi salah satu dari 25 investigasi oleh kejaksaan terhadap korupsi dalam sepak bola.
Platini sendiri berhenti bekerja untuk FIFA pada tahun 2002 tetapi tidak meminta bayaran sampai 2010.
Eks pemain Juventus ini mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak membutuhkan uang pada saat kepergiannya.
Namun, Platini kemudian mendengar bahwa dua mantan karyawan telah menerima pembayaran besar dan mendekati FIFA, yang katanya menyuruhnya mengirim faktur.
Pemenang tiga Ballon d'Or itu langsung melakukannya pada Januari 2011, dengan uang dibayarkan 10 hari kemudian setelah disetujui oleh Blatter.
Sidang akan berakhir pada 22 Juni 2022, dengan putusan diharapkan pada 8 Juli 2022.
Apabila terbukti bersalah, para terdakwa bisa dipenjara hingga lima tahun ditambah denda. [gun]