WahanaNews.co | Marcus Fernaldi Gideon menegaskan,
permintaan maaf dari Federasi Badminton Dunia (BWF) atas insiden di All England
2021 tak cukup mengobati luka Tim Indonesia.
BWF, melalui
Presiden, Poul-Erik Høyer Larsen, meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi serta masyarakat Indonesia atas kejadian dipaksa mundurnya tim
badminton Indonesia dari All England 2021 melalui surat resmi.
Baca Juga:
Skandal All England 2021: Barikade 98 Minta Jokowi Tarik Dubes dari Inggris
Meski begitu, Marcus yang akrab disapa
Sinyo menyebut, permintaan maaf saja tidak cukup.
"Menurut saya, harusnya masalah
ini diperjelas. Pertandingan kami ini mulai sedikit jelang ke Olimpiade.
Takutnya, ada apa-apa di jalan nanti, BWF minta
maaf, beres," kata Marcus, saat konferensi pers kedatangan di
VVIP Room Terminal 3 Bandara Soetta, Senin (22/3/2021) malam.
"Biar ada pertanggungjawaban
bagaimana, kan kemarin sangat
terlihat perlakuannya. Enggak segampang itu bilang minta maaf salah, terus
sudah beres begitu," tambahnya.
Baca Juga:
Skandal All England 2021: Kode Keras Jelang Olimpiade Tokyo
Dalam suratnya, BWF meminta maaf atas
segala kesusahan dan frustrasi kepada para pemain dan tim Indonesia.
BWF juga menyadari, Indonesia merupakan salah satu raksasa dunia bulutangkis yang
melahirkan bintang badminton kelas dunia.
Bahkan, para pemain badminton
Indonesia disebut sebagai ikon nasional yang membawa harapan besar bagi
negaranya di kancah internasional.
"Atas nama seluruh keluarga besar
BWF, saya ingin berbagi perasaan ini dengan yang terhormat Presiden RI Bapak
Joko Widodo, Menteri Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar untuk Kerajaan
Inggris, Pemerintah, Presiden dan pengurus PBSI, masyarakat Indonesia, dan
khususnya komunitas dan basis suporter bulutangkis Indonesia yang lebih
luas," tulis Poul-Erik, dalam
surat yang diterima redaksi.
"Sebagai Presiden
BWF, saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami telah mengambil insiden ini
sebagai pelajaran serius dari situasi baru Covid-19, dan kami akan berusaha
melakukan perbaikan," tambah Poul-Erik. [dhn]