WahanaNews.co | Bendera Merah Putih resmi tak akan berkibar di ajang olahraga internasional. Ini merupakan buntut penjatuhan sanksi Badan Antidoping Dunia (WADA) pada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI), pekan lalu.
Alhasil, dalam seremoni kemenangan Piala Thomas 2020 yang berhasil dimenangkan Indonesia, bendera Merah Putih digantikan dengan bendera logo Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Minggu (17/10/2021).
Baca Juga:
Menpora Dito dan InJourney Bahas Kolaborasi Penyelenggaraan Event Olahraga
Gagalnya pengibaran bendera Merah Putih ini seakan melukai penantian 19 tahun Indonesia untuk membawa Piala Thomas ke Tanah Air. Untuk diketahui Indonesia terakhir memenangi piala Thomas pada 2002 silam.
Pada 15 September 2021 silam WADA sudah mengirimkan surat kepada LADI perkara ketidakpatuhan program uji doping. Selain Indonesia, Thailand dan Korea Utara juga diberikan surat peringatan.
Selanjutnya pada 8 Oktober 2021 WADA memberikan sanksi kepada Indonesia karena tak mematuhi prosedur antidoping. Bendera Merah Putih tak bisa dikibarkan dalam ajang olimpiade.
Baca Juga:
Mabes Polri Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Indeks Pembangunan Pemuda Harus Ditingkatkan
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan memiliki tenggat sekitar 21-22 hari sejak dikirimi surat pada September silam untuk menyampaikan klarifikasi kepada WADA.
"Kami gerak cepat, hari ini kami langsung koordinasi dengan LADI untuk menanyakan di mana posisi kami sampai dikatakan tidak patuh," ujarnya, 8 Oktober silam.
Zainudin melanjutkan sanksi surat yang dikirimkan WADA terkait ketidakpatuhan pengiriman sampel antidoping.
Dia juga masih optimistis dengan sampel dari PON XX Papua 2021 bisa memenuhi standar WADA dan menghindarkan Indonesia dari hukuman yang merugikan.
"Dengan kami mengirimkan surat ke WADA, itu sebagai tanda kami merespons yang disampaikan WADA. Benar yang dikatakan mantan pengurus LADI, ini bukan soal yang begitu serius, melainkan tentang urusan manajemen saja," lanjutnya.
Pernyataan Zainudin yang dikutip @BadmintonTalk pun jadi sorotan publik.
Zainudin Amali: "Dan ini bukan soal yang serius-serius amat tapi soal tes doping plan.
Saya berharap dengan klarifikasi dan respons cepat kepada WADA hari ini akan clear semua. Saya optimistis ini urusan komunikasi saja. Kalau kita jelaskan pasti mereka paham." t.co/DmPYVEgq1i
— Badminton Talk (@BadmintonTalk) October 8, 2021
Namun WADA berkata lain, mereka menyatakan Indonesia tak patuh pada implementasi tes yang tak efektif.
"Untuk Lembaga Anti-Doping Korea Utara dan Indonesia, ketidakpatuhan adalah hasil dari ketidaksesusaian dalam implementasi tes yang efektif," tulis pernyataan dari situs resmi WADA.
Eks pebulutangkis tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat mengkritik pemerintah terkait hal ini.
"Kalau mereka [Pemerintah] sampai lupa report untuk ini, mereka ini kerjanya apa, tidur atau apa Pemerintah olahraga ini," ungkap Taufik Hidayat.
"Jangan sampai masalah ini merugikan atlet hingga penyelenggara kompetisi. Selama ini, kalau sudah sampai di ujung baru mereka akan balas surat dan sebagainya," lanjutnya. [dhn]