WahanaNews.co | Elon Musk dan ribuan CEO perusahaan teknologi baru-baru ini, menandatangani petisi untuk menyetop sementara (pause) penelitian lebih lanjut soal teknologi kecerdasan buatan (AI).
Mereka menilai AI berpotensi menghancurkan peradaban manusia jika tak dibarengi regulasi yang mumpuni. Selain Musk, petisi itu ditandatangani beberapa nama besar seperti pendiri Apple Steve Wozniak dan pendiri Skype Joan Talinnm.
Baca Juga:
3 Pekerjaan Paling Kebal AI, Diungkap Pendiri Microsoft
Menanggapi hal ini, pendiri Microsoft Bill Gates akhirnya buka suara. Ia tak mendukung petisi tersebut karena menurutnya "tak menyelesaikan masalah".
"Teknologi ini punya banyak sekali manfaat. Yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi area yang bisa membahayakan," kata dia, dikutip dari Reuters, seperti diberitakan CNBCIndonesia Kamis (6/4/2023).
Lebih lanjut, Gates mengatakan para bos raksasa teknologi yang menuntut penundaan pengembangan AI tak memiliki dasar yang jelas.
Baca Juga:
Disebut Pahlawan Anti Demam Berdarah, Inilah Nyamuk Wolbachia
"Saya benar-benar tak mengerti dengan mereka. Saya juga ragu bahwa petisi itu akan membuat negara-negara lain setuju. Kenapa harus disetop?" ia menuturkan.
Kendati begitu, ia mengaku bahwa pendapatnya akan mendulang pro kontra. Kenyataannya, petisi untuk menunda pengembangan AI sudah ditandatangani ribuan orang.
Tak cuma dari latar belakang teknologi, tetapi juga berbagai sektor. Salah satunya penulis terkenal Yuval Noah Harari yang kerap membahas soal evolusi peradaban manusia.
Sebelum menyatakan penolakannya terhadap penundaan AI, Gates lebih dulu menulis artikel di blog personalnya, GatesNotes, soal masa depan teknologi itu. Menurutnya, AI bisa menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi dunia.
Microsoft sendiri termasuk salah satu perusahaan yang paling kencang mengampanyekan teknologi AI. Selain menjadi salah satu perusahaan awal yang berinvestasi ke OpenAI (pembuat ChatGPT), Microsoft juga duluan mengadopsi chatbot AI ke mesin pencari Bing. [tum/alp]