WahanaNews.co | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membagikan tip mudah untuk mendeteksi gempa bumi yang dapat dilakukan masyarakat.
Dalam tayangan yang disiarkan secara daring, Abdul menunjukkan contoh gambar tumpukan kaleng. Makin ke atas, jumlah kaleng disusun menjadi makin sedikit.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Gelar Rapat Terbatas dari Amerika Serikat, Terkait Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur
Gambar itu pun diberikan narasi 'Susunan kaleng untuk peringatan dini berbasis masyarakat'.
"Kita mewaspadai adanya gempa susulan. Sebenarnya ada cara-cara sederhana yang mungkin bisa dilakukan oleh masyarakat misalnya seperti ini, kita taruh 1 baut atau 1 batu gitu di dalam setiap kaleng, kita susun seperti ini (ditumpuk)," ujar Abdul, Senin (21/11).
Tumpukan kaleng tersebut, kata Abdul, dapat diletakkan di tiap rumah atau tempat pengungsian.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
"Kalau terjadi goyangan lagi tentu ini akan jatuh. Ini sebagai peringatan dini berbasis masyarakat, yang kalau misalkan rangkaian kaleng ini jatuh kita segera ke daerah yang benar-benar terbuka untuk menghindari jatuhan," jelas dia.
Abdul juga menyinggung waktu yang sudah mulai memasuki malam. Tip tumpukan kaleng ini diharapkan dapat memberikan peringatan kepada masyarakat yang tengah beristirahat.
"Sekarang sudah mulai malam, mungkin kita istirahat dan lain-lain. Kita terlelap, ketika ini jatuh bunyi sangat berisik kita bangun dan itu kita segera lari ke tempat yang terbuka," terang dia.
Abdul tak dapat memastikan berapa lama waktu yang diperlukan masyarakat untuk waspada terhadap gempa susulan. Sebab, stabilisasi dari energi gempa tak dapat dipastikan kapan akan kembali naik.
Dia juga menyinggung gempa Lombok pada 2018 yang terjadi sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 2 bulan.
"Kita tidak bisa menebak dengan tepat sampai kapan stabilisasi dari energi gempa ini berjalan. Karena ada beberapa kejadian juga setelah stabilisasi energi dia turun, tiba-tiba dia ada gempa besar lagi," jelasnya.
Tak hanya itu, Abdul juga mengimbau agar masyarakat tak terpancing isu atau informasi yang tidak bersumber pada instansi resmi.
Abdul menjelaskan masyarakat dapat mengakses informasi yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui sms maupun WhatsApp.
Diberitakan, terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) siang hari ini. Setidaknya, 25 gempa susulan yang terjadi. Adapun guncangan paling parah terasa di Cianjur dengan durasi 10-15 detik.
Gempa ini juga menelan korban. Setidaknya 56 warga meninggal dunia dan 700-an orang mengalami luka-luka. Selain itu, tak sedikit pula bangunan yang rusak akibat gempa ini.
BMKG juga telah meminta masyarakat waspadai banjir bandang dan longsor yang berpotensi terjadi jika hujan setelah gempa. [rgo]