WAHANANEWS.CO, Jakarta - Musim kemarau di Indonesia pada 2025 berjalan tidak seperti biasanya, di mana langit cerah justru digantikan hujan deras di sejumlah wilayah.
Fenomena ini memicu tanda tanya publik karena biasanya kemarau identik dengan udara kering dan minim awan hujan.
Baca Juga:
BRIN: Air Hujan Jakarta Mengandung Mikroplastik Jangan Dikonsumsi, Pramono Buka Suara
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan diperkirakan masih akan terus mengguyur hingga Oktober.
Senin (11/8/2025), Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sophaheluwakan mengatakan curah hujan pada Agustus, September, dan Oktober 2025 diproyeksikan berada di atas normal.
Ia menambahkan, baru sekitar 51 persen zona musim di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur yang sudah memasuki kemarau hingga awal Agustus, jumlah ini lebih rendah dibandingkan kondisi normal.
Baca Juga:
Atasi Banjir Musiman, Pemkot Jambi Bangun Drainase Beton dan Optimalisasi Lahan Resapan
Menurut Ardhasena, kondisi tersebut mengonfirmasi curah hujan beberapa bulan terakhir berada di atas rata-rata.
Salah satu penyebabnya adalah melemahnya monsun Australia sejak Maret 2025, yang biasanya membawa massa udara kering dari selatan.
Ketika angin monsun melemah, uap air di atmosfer tetap tinggi sehingga awan hujan mudah terbentuk, apalagi suhu muka laut yang lebih hangat di banyak perairan Indonesia turut meningkatkan kelembapan udara.