WahanaNews.co, Jakarta - Gunung Ruang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengalami letusan pada malam Selasa (16/04/2024).
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, letusan terjadi sekitar pukul 19.19 WITA.
Baca Juga:
Awas! Gunung Ibu Siaga Level III, Semburkan Api dan Abu
Sebelum letusan, Gunung Ruang telah berada pada Level III Siaga, tetapi setelah letusan itu, statusnya langsung dinaikkan menjadi Level IV Awas. Perubahan status ini berlaku mulai Rabu lalu pukul 21.00 WITA.
PVMBG menyatakan peningkatan status ini didasarkan pada pemantauan visual dan instrumental, termasuk aktivitas kegempaan dan vulkanik yang terus meningkat.
Ketua Tim Kerja Pengamatan Gunung Api Heruningtyas mengungkapkan bahwa letusan Gunung Ruang telah terjadi berulang kali dalam sejarah, tercatat bahkan sejak tahun 1808.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
Letusan tersebut membawa risiko utama berupa awan panas dan aliran lava yang dapat melanda seluruh pulau.
Selain itu, pulau-pulau di sekitarnya juga berisiko mengalami bahaya seperti jatuhan bom vulkanik, lapili (kerikil, batu kecil), dan abu panas. Namun, bahaya lahar terbatas hanya di pulau Ruang itu sendiri.
"Dan ini yang salah satu bahaya yang cukup berdampak bagi kehidupan manusia adalah adanya lontaran batu pijar yang sangat mengancam dan ini jatuhan bom atau vulkanik tidak hanya terjadi di area pulau gunung ruang tetapi juga terjadi di sebagian barat pulau Tagulandang atau pulau di seberang Gunung Ruang," kata dia dalam Konferensi Pers, Kamis (18/4/2024).
Terlepas dari bahayanya dampak dari letusan Gunung Ruang, berbagai penyebab gunung meletus sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Lempeng yang berdesakan, tekanan tinggi, gempa vulkanik, tektonik, suhu kawah meningkat, peningkatan gelombang magnet, dan listrik.
Saat gunung api meletus, aktivitas vulkanik berarti sedang terjadi dan berpotensi menyebabkan erupsi. Letusan gunung berapi sangat berdampak bagi lingkungan, ada yang menguntungkan dan merugikan.
Maka dari itu, pemantauan aktivitas gunung berapi sangat penting dilakukan. Selain memerhatikan penyebab gunung meletus, tanda-tandanya patut dijadikan catatan juga.
Melansir CNBC Indonesia, ini dia sederet faktor penyebab gunung api Meletus:
1. Lempeng Bumi Berdesakan
Penyebab pertama gunung meletus yakni karena lempeng-lempeng bumi yang saling bedesakan atau saling menghimpit satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar.
Lalu mendorong kepermukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik. Selain itu, kondisinya bisa menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi.
Perlu diketahui, lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus bergerak setiap saat. Wilayah pegunungan atau gunung merupakan zona kedua lempeng atau lempeng-lempeng tersebut saling bertemu.
Serta desakan yang mengakibatkan pertemuan itu menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi. Risiko gunung meletus menjadi lebih tinggi.
2. Pergerakan Tektonik
Pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi termasuk penyebab gunung meletus. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung, misalnya gerakan lempeng.
Gerakan ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah.
Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara signifikan. Naiknya suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga menuju tepat di bawah kawah.
Selain itu, hal ini juga akan menyebabkan air tanah di sekitar kawah menjadi kering, hewan-hewan yang ada di gunung akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk menyelamatkan diri.
3. Gempa Vulkanik
Penyebab gunung meletus adalah peningkatan kegempaan vulkanik yang terjadi. Gempa vulkanik adalah gempa bumi akibat aktivitas vulkanisme atau kegunungapian.
Gempa bumi vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi. Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung meletus jika terjadi berkali-kali yang tercatat dalam alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin hari semakin banyak dan membesar, maka gunung berapi bisa meletus dan masyarakat di sekitar akan dihimbau untuk waspada, hingga mengungsi.
4. Tekanan Sangat Tinggi
Ketika tekanan sangat tinggi, akan ada dorongan cairan magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar.
Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusuri saluran kawah mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang besar yaitu gunung meletus.
Penyebab gunung meletus ini dipengaruhi pula besar tekanan dan volume magmanya. Semakin besar keduanya, maka semakin kuat ledakan yang mungkin akan terjadi.
Kemudian dampak yang akan dihasilkan oleh ledakan gunung merapi ini juga akan semakin besar dan berbahaya.
5. Deformasi Badan Gunung
Deformasi badan gunung adalah peningkatan gelombang magnet dan listrik. Dapat menyebabkan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam seperti dapur magma menjadi tersumbat, akibat deformasi batuan penyusun gunung.
Deformasi badan gunung dapat diketahui dengan analisa geometrik yang dilakukan menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan regangan.
Pergeseran menunjukan perubahan arah dan besar deformasi dengan menggunakan data posisi dari dua waktu pengamatan yang berbeda. Sedangkan regangan menunjukan gerakan tubuh gunung api dan tekanan magma yang diperoleh dari hasil regangan.
6. Suhu Kawah Meningkat Tajam
Ketika suhu kawah meningkat lebih panas secara signifikan bisa menjadi penyebab gunung meletus. Selain itu, pada kondisi ini para hewan akan mulai khawatir mencari tempat pindah, lalu tanda lain dengan berkurangnya air tanah di sekitar gunung, hingga kering.
Suhu panas ini sebagai tanda dari magma yang telah naik mencapai lapisan kawah paling bawah, kemudian mempengaruhi suhu kawah keseluruhan.
Ketika aktivitas ini sudah terjadi, maka risiko terjadinya letusan gunung akan lebih tinggi.
Selain membahas penyebab gunung meletus atau erupsi, tentunya letusan gunung api tersebut memiliki dampak yang cukup besar bagi daerah sekitarnya.
Bahkan, bencana alam ini juga tak jarang memakan korban jiwa, karena di Indonesia sendiri, prediksi letusan terkadang masih sulit diprediksi, sehingga banyak masyarakat yang tidak sempat mengevakuasi atau menyelamatkan sendiri.
Selain itu, adanya ritual di daerah tertentu yang mengharuskan masyarakat untuk bertahan juga membuat korban jiwa cukup banyak. Namun, karena alasan ritual ini sejatinya dapat dihindari dengan mempelajari pengetahuan tentang gunung meletus.
Terlepas dari unsur ritual tertentu, sejatinya tanda-tanda gunung api akan meletus dapat diprediksi sebelumnya, meski hal ini juga belum tentu dapat menghindari bencana alam ini secara utuh.
Berikut tanda-tanda bila gunung api akan meletus:
1. Mata Air Mengering
Ketika suhu kawah memanas maka kondisi sumber air gunung ikut berkurang. Dampak terbesar jika terjadi kekeringan di wilayah hutan dan sungai sekitar gunung.
2. Suhu Sekitar Lereng atau Kaki Gunung Memanas
Tanda terjadinya gunung meletus selanjutnya hampir sama namun hawa panas tidak hanya di gunung saja. Namun semakin meluas hingga wilayah kaki gunung.
3. Suara Gemuruh
Tanda-tanda lainnya yang seringkali terjadi yakni sering mendengar suara gemuruh dari dalam perut bumi. Adanya aktivitas magma sebagai tanda ada tekanan yang semakin besar. Suara disertai keluarnya gas dan debu vulkanik.
Suara gemuruh tergantung pada kondisi gunung. Jika masih dalam tahap waspada, akan jarang terdengar.
Namun ketika status menjadi siaga, tentu akan lebih sering terdengar setiap harinya.
4. Hewan Liar Mulai Turun
Hewan liar yang tinggal di kaki gunung api mulai merasakan ketidaknyamanan dan perubahan yang timbul, sebagai tanda terjadinya gunung meletus.
Hewan liar bisa lari ke wilayah penduduk atau mencari perkebunan untuk mencari tempat makan sementara.
5. Tumbuhan Lebih Mudah Layu
Tanda lainnya Ketika gunung akan meletus yakni tumbuhan di sekitar gunung yang mudah layu karena suhu panas dari dalam yang meningkat.
Magma yang bergerak ke atas dekat dengan lapisan tanah, menjadi tanda lava lebih dekat dengan puncak gunung.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]