WahanaNews.co, Jakarta - Hashim Djojohadikusumo, adik kandung dari calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, memberikan tanggapan saat ditanya mengenai alasan dia tidak melaporkan dugaan korupsi di Kementerian Pertahanan kepada pihak berwajib.
Hashim menyatakan bahwa perihal dugaan korupsi yang dia sampaikan sebenarnya bukan suatu hal baru. Dia mengungkapkan bahwa dia telah mengungkapkannya sebelumnya pada tahun 2020 melalui media.
Baca Juga:
Nikson Silalahi di Podcast Narwastu: Bicara Keteladanan Prabowo dan Keluarga untuk Bangsa
Namun, menurut Hashim, pernyataannya saat itu tidak mendapatkan perhatian yang memadai.
"Mengenai dugaan korupsi itu, bukan hal baru. Banyak komentar yang saya lihat menganggap ini (seolah) sebagai sesuatu yang baru. Saya sudah menyampaikannya tiga tahun lalu, saya sudah mengungkapkannya tiga tahun lalu," ujar Hashim di JCC Senayan, Jakarta, pada Jumat (17/11/2023).
"Tapi ternyata dari banyak pengamat itu tidak diperhatikan atau diabaikan gitu," lanjutnya.
Baca Juga:
Gerindra Sebut Ada 4 Lulusan SMA Taruna Nusantara Jadi Menteri Prabowo
Hashim pun menyatakan pernyataannya waktu itu disampaikan di Kompas TV pada pertengahan 2020.
Tepatnya sekitar bulan Juli atau Agustus.
"Saya sudah sebut itu. Tapi sayangnya waktu itu enggak diperhatikan gitu. Jadi itu bukan hal baru," tegasnya.
"Saya kira sudah lah. Sudah. Kan saya sudah sebut kan. Ada senapan, ada senapan tertentu, ada proyek tertentu. Ternyata ya ada proyek begitu," lanjut Hashim.
Hashim lalu menjelaskan, komitmen Prabowo sejak dulu sampai sekarang adalah pemberantasan korupsi.
Jika terpilih sebagai Presiden RI selanjutnya, Prabowo sudah berkomitmen untuk menambah kekuatan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hashim juga meyakini komitmen Prabowo akan didukung oleh calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka.
"Pak Prabowo sudah berjanji juga untuk menambah kekuatan dari KPK. Kalau perlu ditambah lagi petugas petugas KPK. Itu dari dulu sudah konsisten," kata Hashim.
"Untuk itu saya kira semua itu konsisten dari apa yang dilakukan Prabowo. Saya yakin juga akan didukung oleh mas Gibran," tambahnya.
Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo membicarakan mengenai dugaan praktik korupsi yang terjadi di Kementerian Pertahanan.
Hashim mengungkapkan bahwa tingkat korupsi yang terjadi di kementerian yang dipimpin oleh kakaknya telah mencapai tingkat "gila".
Bahkan, menurutnya, terdapat kontrak pembelian senjata senilai Rp 51 triliun. Namun, setelah diperiksa, ternyata terjadi peningkatan harga yang signifikan dalam kontrak tersebut.
Meskipun begitu, Hashim menegaskan bahwa Prabowo memiliki keteguhan untuk menolak godaan.
Dia menyatakan bahwa kakaknya selalu berhasil menggagalkan dugaan praktik korupsi di Kementerian Pertahanan.
Hashim mengungkapkan bahwa nilai kontrak mencapai Rp 51 triliun karena dugaan peningkatan harga barang yang signifikan.
Dia menyatakan bahwa harga satuan senjata, yang semula hanya 800 dolar, diduga dinaikkan menjadi 10.800 dolar.
Oleh karena itu, Hashim menyatakan bahwa tingkat kerakusan di Indonesia sudah melampaui batas.
Dia juga mengingatkan bahwa uang yang hendak dirampok oleh oknum tersebut merupakan uang rakyat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]