WahanaNews.co | Tak hanya di Kota New York (Amerika
Serikat) dan di Jenewa (Swiss), markas
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga terdapat di beberapa kota lainnya di
dunia.
Salah satunya adalah di Wina, Austria,
kota yang juga dikenal sebagi Pusat Musik Klasik Dunia.
Baca Juga:
Markas PBB di Kota Wina ini ternyata memiliki
sejumlah keunikan yang tak banyak diketahui orang.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai
markas PBB karya arsitek Johann Staber yang berada di Kota Wina itu, simak saja fakta-fakta unik berikut ini.
1. Jadi Latar
Belakang Film Captain America: Civil War
Jika Anda penggemar Marvel Cinematic Universe, pasti Anda
pernah menonton salah satu filmnya yang menceritakan Raja Wakanda T"Chaka berpidato di markas PBB.
Raja T"Chaka menuntut agar "Perjanjian
Sokovia" dapat segera diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB, yang
bertujuan untuk mengawasi dan membatasi pergerakan para Avengers.
Namun,
sayangnya, sang penjahat, Helmut Zemo,
meledakkan markas PBB dan mengacaukan segalanya.
Ya, markas PBB yang berada di film Captain America: Civil War itu berada di
kota Wina, Austria.
Tentu saja, cerita di dalam film itu
hanya fiksi. Untuk tujuan film, bentuk gedung PBB yang ditunjukkan di dalam
film pun telah dimodifikasi, sehingga tidak lagi menyerupai bentuk
aslinya.
2. Sewa Gedung Cuma Rp 1.200
Pada tahun 1966, Pemerintah Austria
menawarkan kepada PBB untuk menjadikan Kota Wina sebagai salah satu markas PBB.
Untuk menindaklanjuti tawaran
tersebut, Pemerintah Austria membangun kompleks gedung PBB yang berada di tepi
Sungai Danube dan dinamakan Vienna
International Centre (VIC).
Gedung tersebut akhirnya selesai dan
mulai digunakan sejak tanggal 23 Agustus 1979.
Pada saat penyerahan gedung kepada
PBB, sebagai bentuk simbolis, Pemerintah Austria pada saat itu menerima uang
sebesar 1 Schilling Austria atau sebesar Rp 1.200 saat ini, untuk biaya sewa
gedung per tahun selama 99 tahun.
3. Jadi Objek Wisata
Gedung VIC sangat mudah untuk dicapai
wisatawan, karena tepat di
sebelah gedungnya terdapat stasiun U-Bahn
(kereta bawah tanah), lalu di depannya juga merupakan salah satu stasiun
pemberhentian bis hop-on hop-off.
VIC menjadi rumah beberapa organisasi
internasional dan digunakan untuk mengadakan berbagai pertemuan tingkat internasional.
VIC juga menyediakan paket tur bagi
para wisatawan untuk melihat lebih dekat ruangan yang dipakai para diplomat
dalam bernegosiasi, dan berbagai pajangan pemberian
negara anggota PBB.
4. Patung GWK di Markas PBB
Pada tahun 2018, sebagai tanda kenang-kenangan atas berakhirnya keketuaan Indonesia di Dewan Gubernur IAEA, dan untuk mempromosikan budaya Indonesia, Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Wina memberikan patung Garuda Wishnu Kencana (GWK) karya I Made Ada.
Sekarang, patung tersebut menjadi
salah satu hiasan dan objek foto para wisatawan yang berkunjung ke VIC.
5. "Rumah" Organisasi Internasional
VIC didirikan untuk menjadi "rumah" bagi beberapa organisasi
internasional yang berada di bawah PBB maupun terafiliasi dengan PBB, antara
lain International Atomic Energy Agency
(IAEA), United Nations Industrial
Development Organization (UNIDO), United
Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations Office or Outer Space Affairs (UNOOSA), dan Preparatory Commission for the Comprehensive
Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO).
Dengan luas 180 ribu m2, VIC memiliki
4.500 ruang kantor, 9 ruang konferensi besar, dan dapat memuat 3.600 pejabat
internasional untuk bersidang.
6. Ramah Keluarga
Menjadi kantor dari sekitar 5.000
orang pegawai yang berasal dari seluruh dunia, VIC menerapkan konsep kantor
yang ramah pengunjung dan ramah keluarga.
Hal ini dapat dilihat dari seluruh
akses dan fasilitas yang ramah bagi kaum disabilitas, serta memiliki berbagai
fasilitas penunjang keluarga.
Di dalam kompleks VIC terdapat
sekolah, supermarket dengan produk internasional, kantor pos, bank, restoran,
dan tempat untuk laundry.
7. Sektor Pendapatan Negara
Rupanya, tawaran
Dr Bruno Kreisky, Kanselir Austria pada saat itu, untuk menawarkan Kota Wina menjadi salah satu markas PBB, bukanlah tanpa alasan.
Seluruh lembaga internasional yang
berada di Austria, organisasi internasional, perwakilan diplomatik, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), merupakan sektor internasional yang memberikan
pemasukan yang menggiurkan kepada negara.
Sektor internasional di Austria telah
membuka sekitar 18.000 lapangan pekerjaan, sekaligus memberikan pendapatan
domestik bruto sebanyak 1,3 miliar Euro.
8. Punya Kode Pos Sendiri
Kompleks VIC memiliki status
ekstrateritorial layaknya kedutaan, sehingga kompleks VIC diamankan oleh staf
keamanan sendiri yang berstatus di bawah PBB dan bukan oleh polisi Austria.
Karena status tersebut, kompleks VIC
memiliki kode pos sendiri, yaitu 1400, sedangkan Kota Wina
sendiri memiliki kode pos 1010 hingga 1230.
9. Dibenci Warga Kota Wina
Meskipun gedung PBB tersebut menjadi
salah satu landmark di kota Wina dan
dihargai oleh masyarakat internasional, sebagian warga Kota Wina justru merasa
kurang menyukai kehadiran markas PBB dan para pegawainya yang tinggal di sana.
Mereka menganggap bahwa para pegawai
yang memegang status diplomatik tersebut tidak membayar pajak dan mendapat
perlakuan yang lebih dibandingkan warga Kota Wina
sendiri.
Tidak jarang mobil dengan plat
diplomatik menjadi bulan-bulanan klakson mobil warga setempat.
Bagaimana, menarik bukan?
Jadi, sekiranya Anda diberikan
kesempatan untuk mengunjungi kota Austria, jangan lupa untuk juga mengunjungi
markas PBB, ya! [qnt]