WahanaNews.co | Peneliti kembali berhasil menguak bukti kebrutalan Nazi di Polandia sejak awal hingga akhir Perang Dunia (PD) Kedua. Temuan tersebut jadi bukti bagaimana mereka mencoba untuk melenyapkan jejak-jejak kejahatan mereka.
Mengutip Gizmodo, Selasa (31/8/2021) Nazi menginvasi Polandia pada 1 September 1939. Hal tesebut kemudian memicu PD II.
Baca Juga:
Bantai Wanita dan Anak-anak, Erdogan sebut Kebiadaban Israel Mirip Nazi
Bulan-bulan awal konflik sangat mengerikan, terutama di wilayah Pomeranian di Polandi utara, di mana diperkirakan 30.000 hingga 35.000 warga Polandia dibantai.
Beberapa pembunuhan ini dilakukan sebagai bagian dari Intelligenzaktion, di mana anggota masyarakat yang terkemuka dan berpendidikan tinggi, seperti guru, imam, dokter, aktivis, pekerja kantoran akan dieksekusi.
Pembunuhan ini terjadi di sekitar 400 lokasi berbeda di Pomerania, termasuk sebuah situs di pinggiran kota Chojnice, Polandia. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Namun tak hanya itu saja, pembantaian lain terhadap sekitar 600 warga Polandia yang dipenjara terjadi di lokasi ini pada akhir Januari 1945.
Baca Juga:
Ribut dengan Rusia, Diam-diam Israel Bantu Ukraina
Orang Polandia dieksekusi, dan tubuh mereka dibakar untuk menghancurkan barang bukti, menurut keterangan saksi mata. Situs dekat Chojnice kemudian dinamai "Death Valley" atau lembah kematian karena pembunuhan yang terjadi selama perang.
Dan sebuah studi baru, peneliti mencoba untuk menemukan, memetakan, dan menganalisis sisa-sisa material kejahatan tersebut. Dalam studinya, penelitian yang dipimpin oleh Dawid Kobiaka dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia ini mempelajari lebih dari 1000 halaman dokumen sejarah yang disimpan di arsip Polandia.
Peneliti juga melakukan penelitian etnografi dengan mewawancarai anggota komunitas ini, termasuk kerabat mereka yang diyakini telah meninggal di Lembah Kematian. Untuk menemukan bukti penguburan, tim menjelajahi pula hampir 4 hektar tanah tempat pembunuhan.
Peneliti menggunakan LIDAR, detektor logam, dan peralatan non-invasif lainnya. Data dari survei ini kemudian dibandingkan dengan foto udara historis yang diambil dari wilayah tersebut. Hasil analisis mengungkapkan keberadaan serangkaian parit di wilayah tersebut.
Parit tersebut digali tentara Polandia pada minggu-minggu menjelang perang tetapi ironisnya justru digunakan Nazi untuk mengubur korban pembunuhan mereka.
"Eksekusi terjadi di parit. Korban jatuh di parit atau mayatnya dibuang ke sana kemudian parit-parit itu ditimbun kembali dengan tanah," tulis peneliti dalam makalah mereka.
Sifat sensitif penelitian ini mengharuskan para arkeolog melakukan eskavasi terbatas. Sebanyak delapan parit dibuka di berbagai lokasi di lembah kematian, yang mengarah pada penemuan kuburan massal di mana sebanyak 500 korban pembunuhan Nazi diyakini dimakamkan.
Para arkeolog juga menemukan bukti tulang belulang para korban pembantaian 1945 yang dikremasi, yang mereka gambarkan sebagai "hasil terpenting dari proyek tersebut."
Beberapa abu tersebut bahkan ditemukan berserakan di permukaan tanah. Sementara untuk bukti pembantaian itu sendiri, peneliti menemukan seperti peluru, selongsong peluru, dan kayu bakar.
"Terlepas dari upaya Nazi untuk menyembunyikan kejahatan mereka, bukti material dari kejadian itu bisa ditemukan dan menjadi saksi pembantaian yang dapat diceritakan kembali saat ini," tulis peneliti menyimpulkan.
Dalam penggalian tersebut, peneliti pun menjumpai sebanyak 349 artefak. Beberapa di antaranya adalah milik para korban, termasuk cincin kawin emas seorang wanita. Cincin itu kemudian diidentifikasi milik Irena, seorang kurir Tentara Dalam Negeri Polandia.
"Kami sudah memberi tahu keluarga wanita tersebut tentang temuan ini dan rencananya akan kami kembalikan pada mereka," jelas Kobiaka. Ke depan, tim berencana untuk melakukan analisis DNA dari korban-korban pembunuhan Nazi itu, dengan harapan dapat mengidentifikasi lebih banyak korban. Temuan dipublikasikan di jurnal Antiquity. [qnt]