WahanaNews.co | Pemerintah Arab Saudi merilis sejumlah foto Hajar Aswad atau Black Stone yang ada di Kabah.
Foto ini dirilis untuk pertama
kalinya.
Baca Juga:
Polisi Sebut yang Laporkan Pendeta Gilbert Adalah Farhat Abbas
Foto-foto itu diambil dari berbagai
tingkat kejelasan berbeda, sehingga dapat menghasilkan kualitas
gambar yang lebih baik dan beresolusi tinggi.
Batu hitam ini dikenal dengan baik
oleh sebagian besar umat Islam, khususnya para jemaah haji.
Beberapa di antaranya bahkan pernah
berhasil mencium batu tersebut.
Baca Juga:
Bupati Bone Bolango: Idul Fitri Momentum Peningkatan Kinerja
Batu ini memiliki nilai sejarah yang
cukup penting dalam perkembangan Islam.
Mengutip laman Islamic and Marks, batu ini dibawa dari Jannah atau surga, yang dipersembahkan khusus bagi Nabi Ibrahim untuk ditempatkan di sudut Kabah.
"Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa
anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam." (HR Tirmidzi)
Sejarah lain mencatat, dikisahkan Nabi
Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk membangun Kabah, sebagai
tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia.
Dalam kitabnya, Qishash al-Anbiyaa', Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim
menemukan ada satu ruang kosong untuk menutupi tembok.
Ruang kosong itu ditemukan saat
pembangunan Kabah hampir selesai.
Dari sana, Ibrahim meminta anaknya,
Nabi Ismail AS, untuk mencari batu yang bisa digunakan demi menutupi ruang
kosong tersebut.
Ismail pun pergi berkelana mencari
batu.
Di tengah perjalanan, Ismail bertemu
dengan Malaikat Jibril yang memberinya sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang
paling bagus.
Ismail pun menerima batu tersebut
dengan senang hati serta membawanya pada sang ayah.
Ibrahim bertanya pada putranya,
"Dari mana kamu peroleh batu ini?"
Ismail menjawab, "Batu ini aku
dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu."
Keduanya lantas mencium batu hitam
tersebut.
Kisah inilah yang kemudian membuat
begitu banyak umat Islam yang menjalankan ibadah haji berharap bisa mencium
batu yang terletak di sudut timur Kabah tersebut.
Tradisi lain menyebutkan bahwa Hajar
Aswad adalah bidadari yang ditempatkan Tuhan di Taman Eden untuk menjaga Adam.
Bagaimana pun asal mulanya, Hajar Aswad
memegang peran penting dalam ritual tawaf bagi umat Islam, khususnya jemaah
haji.
Tawaf merupakan ritual mengelilingi Kabah
tujuh putaran dengan arah melawan jarum jam, meniru tindakan Nabi Muhammad SAW.
Di akhir setiap rangkaian, jemaah
melakukan ritual istilah atau mendekati Hajar Aswad untuk kemudian menciumnya
di akhir tawaf.
Jemaah juga bisa menyentuhnya dengan
tangan atau mengangkat tangan ke arahnya sembari melafalkan takbir.
Sepanjang perjalanannya, batu itu
sempat dicuri dari Kabah sekitar tahun 930 M oleh pejuang Qarmatian.
Mereka menggeledah Makkah, menodai
Sumur Zamzam, dan membawa Hajar Aswad ke markasnya
di Bahrain.
Sejarawan mencatat, batu itu
dikembalikan pada sekitar 952 M ke lokasi aslinya, disertai
catatan yang berbunyi, "Atas perintah kami mengambilnya, dan atas perintah
kami telah membawanya kembali."
Penculikan itu menyebabkan kerusakan
lebih lanjut, memecahkan batu menjadi tujuh bagian.
Konon, penculiknya, Abu Tahir, dikabarkan mengalami nasib buruk.
Untuk melindungi batu yang hancur,
penjaga Kabah membangun bingkai perak untuk mengelilingi Hajar Aswad. [qnt]