WahanaNews.co | Pasca munculnya Saipul Jamil di TV setelah bebas dari penjara pada Kamis (2/9/2021), salah satu Sutradara muda kenamaan di Indonesia, Angga Dwimas Sasongko pun bereaksi keras.
Banyak pihak mengecamnya lantaran menganggap pria yang akrab disapa Bang Ipul tersebut tak pantas disambut sedemikian meriah dan wara-wiri di layar kaca, mengingat ia adalah pelaku pencabulan.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Identitas 2 Pria yang Pukuli Asisten Saipul Jamil Terkait Narkoba
Salah satunya yang memberikan reaksi penolakan keras adalah Angga. Melalui Twitter, ia mengumumkan seperti apa sikapnya terkait hal tersebut.
"Menyikapi hadirnya Saiful Jamil di televisi dengan cara yang tidak menghormati korban, maka kami memberhentikan semua pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa & Keluarga Cemara dengan stasiun TV terkait karena tidak berbagi nilai yang sama dengan karya kami yang ramah anak," kicau Angga Dwimas Sasongko pada Minggu (5/9/2021).
Ya, pria berusia 36 tahun itu urung mendistribusikan dua film produksi Visinema Pictures - rumah produksi miliknya, yakni Nussa dan Keluarga Cemara, ke stasiun TV yang menayangkan atau mempekerjakan Saipul Jamil.
Baca Juga:
Polisi Penangkap Saipul Jamil Diperiksa Propam Polres Jakbar
"Pemberhentian pembicaraan kesepakatan ini berlaku tidak hanya kepada stasiun TV yang sudah menayangkan, tapi juga stasiun TV lain yang nantinya melakukan tayangan serupa," kicau Angga Dwimas Sasongko.
Sutradara film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini tersebut tak lupa mengungkap alasan mengapa dirinya memilih cara itu untuk menyikapi tampilnya Saipul Jamil di TV.
"Kami membuat film yang diinspirasi oleh anak-anak kami dan ditujukan kepada anak-anak Indonesia. Kami tidak ingin berbagi dengan platform yang tidak memiliki empati pada korban dan anak-anak. They don"t share the same value and vision. They don"t deserve our work," kicaunya.
Angga juga menyatakan pemberitahuan tersebut diharapkan menjadi bentuk perlawanan terhadap "budaya" perayaan bebasnya pelaku kekerasan seksual.
"Pemberitahuan ini dimaksudkan untuk mendukung gerakan yang melawan dirayakannya pelaku kekerasan seksual pada anak di media-media, serta menjadi kesadaran bersama pentingnya media-media yang menghargai anak-anak kita," tambah Angga Dwimas Sasongko. [rin]