WahanaNews.co | Kapal
selam KRI Nanggala-402 yang hilang di Selat Bali memiliki berbagai fasilitas
canggih. Walaupun konstruksinya kedap air, namun awak di dalamnya tidak akan
kehabisan oksigen bila kapal dalam kondisi baik atau tidak black out.
Baca Juga:
Bangkai KRI Nanggala-402 Mau Diangkat, Banyak Negara Tawarkan Bantuan
Sedangkan jika kapal selam dalam kondisi black out,
dijelaskan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Yudo Margono, cadangan oksigen di
kapal selam KRI Nanggala-402 hanya mampu bertahan sampai 72 jam atau sekitar 3
hari.
Bodi atau dinding kapal selam terbuat dari baja yang mampu
menahan tekanan luar saat kapal berada di kedalaman. Dalam kondisi itu awak
tidak perlu khawatir kehabisan oksigen karena kapal selam dilengkapi sistem
oksigen canggih dalam mode menyelam.
Oksigen di kapal selam dilepaskan melalui tangki kompresi,
generator oksigen atau dengan beberapa tabung oksigen yang bekerja secara
otomatis di dalam kabin kapal mengutip how stuff works.
Baca Juga:
Prabowo Janjikan Ini ke Anak Korban KRI Nanggala-402
Oksigen dilepaskan secara berkala selama kapal selam
tersebut beroperasi dan dengan interval waktu tertentu. Terdapat juga sistem
komputer yang dapat mendeteksi penurunan kadar oksigen di kabin kapal.
Sumber oksigen di kapal selam juga dapat diproduksi dengan
memasukkan air laut melalui proses elektrolisis. Kapal selam biasanya memiliki
beberapa tangki oksigen ukuran besar juga yang digunakan untuk meningkatkan
kadar oksigen dengan cepat jika sistem gagal.
Selain sistem oksigen yang beroperasi di dalam kabin kapal
selam, terdapat juga sistem yang mengatur untuk mengurangi kandungan karbon
dioksida di kabin.
Untuk diketahui proses bernapas manusia memiliki sistem dua
arah, yakni menghirup oksigen dan dikeluarkan kembali dalam bentuk karbon
dioksida. Di ruang terbuka kita tidak perlu khawatir dengan karbon dioksida
yang dihembuskan, tetapi di dalam ruang tertutup di bawah air karbondioksida
yang dihembuskan bisa menjadi ancaman serius bagi manusia.
Oleh karena itu selain memasok oksigen, penting untuk
menghilangkan karbon dioksida yang terus-menerus dilepaskan awak kapal.
Hal ini dilakukan dengan bantuan soda lime (Akrosorb) di
perangkat yang disebut 'scrubber'. Soda lime merupakan penyerap CO2 serbaguna
untuk menghilangkan karbon dioksida dan kontaminan asam dalam ruangan.
Dilansir Technology, karbon dioksida terperangkap dalam soda
kapur oleh reaksi kimia dan dikeluarkan dari udara. Soda kapur merupakan
campuran bahan kimia (natrium hidroksida dan kalsium hidroksida) yang digunakan
untuk menghilangkan karbon dioksida.
Cara ini biasanya digunakan di lingkungan ruangan tertutup,
salah satunya di kapal selam.
Namun kapal selam bertenaga diesel elektrik pada kapal KRI
Nanggalang milik TNI AU memiliki batas waktu beberapa hari saat terendam,
karena kapal harus menjalankan mesin dan mendapatkan udara saat terendam
sepenuhnya.
Kapal harus muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterai
dan bertukar udara segar menggunakan tiang snorkel yang berada di kapal
tersebut. [qnt]