WahanaNews.co | Ragam makanan dan hidangan di masa libur Lebaran berpotensi memicu kenaikan berat badan dan masalah pencernaan. Untuk mencegahnya, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia cabang DKI-Jakarta (PDGKI-Jaya) dr Ida Gunawan menyarankan masyarakat untuk menerapkan prinsip 3J saat menyantap hidangan.
Prinsip 3J, berarti jumlah, jadwal, dan jenis makan. Dari sisi jumlah, orang-orang disarankan mengonsumsi sesuai kebutuhan yang salah satunya bisa berpatokan pada kebiasaan.
Baca Juga:
Kawal Arus Mudik Hingga Balik Lebaran 2024, PLN Siaga di Zona Utama Transportasi Publik
"Contoh, kalau pagi sarapannya semangkuk bubur, saat Lebaran tetap sarapan satu mangkuk misalnya ketupat (ditambah lauk-pauk)," kata Dokter Spesialis Gizi Klinik Konsultan Nutrisi pada Kelainan Metabolisme Gizi yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu, Minggu (1/5).
Jangan Berlebihan
Selanjutnya, makan sesuai jadwal yakni tiga jam sekali dengan aturan tiga kali makan utama dan tiga kali camilan atau makanan selingan semisal kue-kue kering maupun basah.
Baca Juga:
PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!
"Tiga jam lagi (setelah sarapan) kita bisa makan siang, sudah tidak usah ketupat. Kita mencoba menu makanan lainnya dan seterusnya. Dengan demikian, pola gizi seimbang tetap bisa terjaga dan berat badan tidak akan naik," kata Ida.
Ida mengingatkan agar orang-orang tidak makan dalam jumlah berlebihan dan memaksa diri menyantap semua hidangan tersedia saat Lebaran . Hal itu bisa memunculkan masalah pencernaan.
"Jenis makanan yang dikonsumsi berlebihan, contoh gorengan berlebihan, menu dengan lemak tinggi berlebihan, makan manis-manis berlebihan. Semuanya akan membawa pada kondisi masalah pencernaan," ujar dia.