WahanaNews.co | Guna mendapatkan lingkungan hidup yang nyaman dan ramah, Amerika Serikat saat ini sedang menerapkan praktik produksi jenazah manusia jadi pupuk kompos.
Usulan tersebut sebagai aksi cinta lingkungan mengingat kremasi mayat yang selama ini sering dilakukan ternyata menjadi penyebab efek rumah kaca.
Baca Juga:
Keluarga hingga Kapolda Sumbar Hadir Saat Pembongkaran Makam Afif Maulana
Mereka menyebut, mengubah jenazah menjadi pupuk kompos adalah salah satu cara pemakaman alternatif selain kremasi atau dikubur. Selain itu, cara ini juga diklaim lebih ramah lingkungan.
Beberapa ilmuwan setuju jika mayat manusia memang bisa dikomposkan. Hal itu sama seperti pengomposan ternak mati yang sudah sering dilakukan oleh peternakan hampir di seluruh Amerika Serikat.
"Saya benar-benar yakin bahwa mayat menjadi kompos dapat bekerja dengan tanah," kata ilmuwan Universitas Washington, Lynne Carpenter-Boggs, yang bekerja sama dengan Spade dalam melakukan proses pengomposan mayat seperti dilansir dari The NewYork Time.
Baca Juga:
Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang Ditolak Keluarga
Proses pengubahan dilakukan dengan menempatkan jenazah pada peti khusus yang berisi potongan kayu. Kemudian jenazah manusia akan membusuk perlahan dan menjadi kompos dalam waktu kurang dari 30 hari.
Jenazah yang dikomposkan akan ditutup dengan jerami, serpihan kayu, dan berbagai material lain. Dalam 3-7 minggu, dia akan berubah menjadi tanah sekitar 2 gerobak.
Lapisan di dalam peti khusus itu pun akan rutin diolah untuk menjaga proses pembuatan kompos dari jenazah manusia.