Oleh: Dearman T Damanik, AMdWahanaNews.co | Seorang Filsuf Perancis, Voltaire menuliskan dalam bukunya "semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir, semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tidak mengetahui apa-apa".Cuaca sedikit mendung, sebenarnya mau tidur siang tapi mata selelu ingin melihat dunia yang penuh dengan panggung sandiwara ini.Ntah kenapa bisa terlintas dipikiranku dunia Perwayangan dengan salah satu tokoh didalamnya dan dijadikan perumpamaan dalam dunia nyata. Padahal aku hanya seorang etnis Simalungun yang sama sekali asing dengan bentuk dunia cerita diatas.Tokoh didalam cerita perwayangan itu adalah Sengkuni, teringat selalu kata ini ditujukan kepada seorang Politikus di media online. Aku penasaran tentang tokoh ini.Akhirnya, dengan mata hampir 3 watt kutemukan jawabannya dengan membaca-baca beberapa referensi tentang politik.Ehh... si Sengkuni ini rupanya Potret seorang manusia yang licik penuh dengan intrik untuk mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan yang lain.Salah satu yang dilakukan si Sengkuni ini adalah Penyamaran sebagai manusia yang santun sekali, ramahnya minta ampun, bahkan berusaha untuk religius. Salutlah dengan caranya walaupun Penyamarannya tidak didapat dari sekolah intelijen...hehehe. Tujuan dia menyamar untuk menyembunyikan watak aslinya saja, sebenarnya dia penakut, munafik, tidaklah pintar dan berlumuran ambisi jahat.Nah, mataku semakin berat saja, tapi kuajak beberapa menit untuk menyelesaikan ini. Setelah kubayangkan tokoh ini hanya ada dalam dunia cerita perwayangan saja, tapi duplikat wataknya ditiru dengan sengaja oleh manusia atau memang sudah wataknya dari sana.Jadi nggak salah juga disosilisasikan disini si Sengkuni itu siapa, supaya yang belum tahu bisa jadi tahu, kalau sudah tahu pun bagusnya pura-pura gak tahu aja, asal jangan tidak tahu padahal sok tahu, yang lebih prihatin lagi sok tahu padahal memang tak tahu. Jadi, perlu hati-hati sajalah karena banyak Sengkuni disekitar kita yang sedang lalu lalang.Mmmm.... potret orang seperti Sengkuni ini sering kudengar bicara, aku senyum dan aku ikuti permainannya. Mungkin dia berpikir aku orangnya sama sekali tidak tahu karena aku diam.Aku ingat apa yang dikatakan seorang filsuf "Puncak dari ketinggian adab adalah saat engkau diam dan mendengarkan seseorang yang berbicara kepadamu tentang sesuatu yang kau ketahui dengan baik sementara dia tidak mengetahuinya".Salam Sehat.(JP)
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.