WAHANANEWS.CO, Jakarta - Momen haru sekaligus membingungkan dialami penyanyi cilik Farel Prayoga ketika akhirnya bertemu kembali dengan ibu kandungnya setelah 14 tahun berpisah.
Meski rasa asing masih terasa, Farel mengaku tetap ingin membahagiakan sosok yang melahirkannya itu dengan cara yang dia mampu.
Baca Juga:
Aset Farel Prayoga Dijual Orangtua, Ternyata Begini Nasib Peternakan Sapi Hasil Keringatnya
Farel bercerita bahwa sebelum pertemuan tersebut, ia sudah merencanakan berbagai hadiah untuk diberikan kepada ibunya.
"Sebelum ketemu sama ibu, udah mikir mau beliin ini itu, udah nawarin ibu," kata Farel dalam tayangan Feni Rose Official.
Namun, niat baik itu justru ditolak sang ibu, meskipun Farel sempat memaksa. "Ibu enggak mau. Udah kami paksa, sepaksa apa pun, tetep enggak mau," ujarnya.
Baca Juga:
Farel Prayoga Dikabarkan Meninggal Dunia, Hoaks atau Fakta?
Bahkan, Farel menirukan ucapan sang ibu yang membuatnya terheran-heran. "Kayak 'udah, udah, enggak usah, halah, ngapain, enggak usah,'" tuturnya.
Bagi remaja berusia 15 tahun ini, sikap tersebut terasa aneh. "Aneh sih ya. Kan harusnya seneng kalau dibeliin barang. (Ini) bener-bener enggak mau," ucapnya.
Walau begitu, Farel tetap menegaskan bahwa dirinya hanya ingin membahagiakan ibunya dan belum merasa sepenuhnya berhasil.
"Aku belum 100 persen bahagiain dia," kata Farel.
Baginya, apapun masa lalu ibunya, sosok itu tetap harus dihormati sebagai ibu kandung.
"Oke lah di luar sana sehina apa pun ibu kita, tapi itu tetap ibu kandung kita," ujarnya dalam program Pagi Pagi Ambyar Trans TV.
Farel mengisahkan bahwa sejak bayi ia sudah diasuh oleh ibu sambungnya karena hubungan ibu kandung dan ayah kandungnya tidak berjalan baik.
Ia baru mengetahui bahwa dirinya bukan anak kandung dari ibu yang membesarkannya ketika berusia delapan tahun, meski saat itu sering mendengar cerita yang kurang baik tentang ibu kandungnya.
Keinginan untuk mencari sang ibu baru benar-benar muncul beberapa waktu lalu, hingga akhirnya ia bisa berbicara lewat telepon berkat bantuan manajernya, sebelum pertemuan langsung yang penuh haru itu terjadi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]