WahanaNews.co | Fenomena bediding semakin ramai dibicarakan oleh masyarakat, mengiringi
kondisi suhu di sejumlah wilayah Indonesia yang cenderung lebih dingin daripada
biasanya.
Selain
itu, juga karena cuaca lebih dingin ini terjadi saat sebagian besar zona
wilayah Indonesia masih dalam periode musim kemarau.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan, meskipun saat ini
memang masih musim kemarau, suhu lebih dingin menjelang puncak kemarau memang
kerap terjadi.
Sebagian
masyarakat menyebut fenomena ini dengan Bediding.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Apa itu Bediding?
Koordinator
Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari, mengatakan, wilayah yang merasakan
suhu dingin belakangan ini cukup merata terjadi di Pulau Jawa.
Fenomena
suhu dingin yang terjadi belakangan ini disebut sebagai fenomena Bediding.
"Bediding adalah istilah yang digunakan
masyarakat Jawa untuk menamai fenomena suhu udara dingin di malam hari saat
musim kemarau," jelas Supari, dalam pemberitaan media, Kamis (8/7/2021).
Sementara,
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, mengatakan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan
fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni
sekitar Juli hingga September.
Nah,
saat ini, wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur menuju periode
puncak musim kemarau.
Periode
ini ditandai dengan adanya pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari
Benua Australia.
Wilayah Terdampak Fenomena Bediding
Pada
bulan Juli 2021 ini, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.
Tekanan
udara tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia
menuju Indonesia, atau disebut dengan Monsoon Dingin Australia.
Akibatnya,
suhu di beberapa wilayah di Indonesia, terutama bagian selatan khatulistiwa, seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara, terasa lebih dingin, khususnya pada malam hingga pagi hari.
Tidak
hanya di pulau Jawa, fenomena Bediding
ini juga dialami di beberapa wilayah di Indonesia.
Wilayah
yang biasanya mengalami fenomena bediding
merupakan wilayah yang tipe hujannya monsunal, yaitu yang pola hujannya
mengalami puncak di sekitar bulan Desember-Januari-Februari dan mengalami
kondisi kering (hujan minimal) pada Agustus-September-Oktober.
Wilayah
yang termasuk tipe hujan monsunal yakni pada Indonesia bagian selatan, sebagai
berikut:
-
Sumatera Selatan
-
Lampung
- Pulau
Jawa
- Pulau
Bali
- Nusa
Tenggara Barat (NTB)
- Nusa
Tenggara Timur (NTT)
Ada
pula spot-spot kecil di Pulau Jawa yang memiliki pola hujan yang berbeda.
Namun,
secara umum, sebaran wilayah tipe hujan monsunal seperti yang dijelaskan di
atas.
Untuk
menghadapi fenomena bediding di masa
pandemi ini, BMKG mengingatkan agar masyarakat perlu mengupayakan secara ekstra
dalam menjaga daya tahan tubuh.
Tentunya
dengan mengonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Serta,
hindari aktivitas yang berlebihan dan membuat lelah. [dhn]