WahanaNews.co | Fenomena titik balik matahari atau solstis merupakan momen dalam satu tahun ketika jalur matahari terlihat paling utara atau selatan dari Khatulistiwa Bumi. Solstice dilaporkan akan terjadi pada hari ini, Selasa (21/12/2021).
Hal ini dibenarkan oleh peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang. Fenomena solstis bukanlah fenomena berbahaya dan tidak menyebabkan bencana.
Baca Juga:
Ketua DPRD Sulbar dan Kadis PUPR Tinjau Tanah Bergerak di Mamuju Tengah
“Masyarakat tidak perlu khawatir, panik dan tidak perlu percaya dengan hoax yang beredar. Solstis hanyalah fenomena astronomis biasa,” ujar Andi.
Solstis adalah kondisi ketika belahan selatan Bumi condong ke Matahari, sehingga Matahari akan terbit dan terbenam agak ke arah selatan, dari timur-tenggara hingga barat-barat daya, dibandingkan hari-hari lainnya.
Saat solstis, panjang siang di belahan bumi selatan akan lebih lama dibanding panjang malam. Sebaliknya, panjang malam di belahan bumi utara akan lebih pendek dibanding panjang siang.
Baca Juga:
La Nina Berpotensi Muncul di Indonesia, BMKG Ingatkan Waspada Dampak Buruknya
Meski demikian, dirinya menegaskan bahwa Solstis tidak berbahaya dan merupakan fenomena astronomis biasa.
“Solstis tidak memengaruhi aktivitas seismik, vulkanologis, maupun oseanografik,” tegas Andi.
Indonesia berada di garis ekuator sehingga tidak merasakan fenomena solstis, dan lama siang dan malam akan tetap seperti biasanya.
Sementara belahan bumi selatan, seperti Amerika Selatan dan Australia akan merasakan siang lebih lama dibanding biasanya, dan belahan bumi utara seperti Kanada dan Skandinavia akan merasakan malam lebih lama dibanding biasanya.
Fenomena ini terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, di mana sebelumnya Solstis terjadi pada (21/06/2021) yang disebut Solstis Juni. [qnt]