WahanaNews.co | Kondisi suhu udara dalam beberapa hari ini terasa lebih panas dari biasanya, terutama bagi masyarakat di perkotaan seperti Jabodetabek, Medan, Semarang, juga Surabaya.
Menurut Kasi Data BMKG Jawa Tengah, Iis Widya Harmoko, hal tersebut wajar dan puncaknya akan terasa pada bulan Oktober.
Baca Juga:
Alasan Ilmiah Mengapa Indonesia Luput dari Gelombang Panas
"Memasuki masa transisi pancaroba. Sehingga kondisinya terasa panas dan sumuk pada siang hari, dan hujan pada sore atau malam hari," terangnya, dikutip dari Tribunsolo.
"Untuk suhu sendiri itu biasanya puncak tertingginya terjadi bulan Oktober nanti akan turun lagi sampai sekitar bulan Desember dan naik lagi sekitar Februari atau Maret. Siklus suhu rata-rata memang seperti itu, memang kondisi masa transisi seperti itu," tegasnya.
Tapi, ternyata penyebab suhu yang panas di perkotaan bukan hanya siklus masa transisi. Salah satu pendorongnya adalah fenomena 'Urban Heat Island'. Lalu, apa fenomena ‘Urban Heat Island’?
Baca Juga:
Inilah 6 Kota Paling Tandus di Dunia, Salah Satunya Tak Hujan hingga 5 Abad
‘Urban Heat Island’ atau UHI adalah daerah metropolitan yang secara signifikan terasa lebih hangat daripada daerah pedesaan di sekitarnya, karenanya dibedakan dari fenomena 'heat wave'.
Terjadinya UHI tercatat bermula pada awal tahun 1810 oleh Luke Howard, seorang ahli meteorologi Inggris amatir. Howard adalah pelopor klimatologi perkotaan, yang pertama kali menggambarkan fenomena UHI dalam bukunya The Climate of London.
Dia menunjukkan bahwa suhu di London, terutama London tengah, lebih tinggi (sekitar 2 derajat Celcius) daripada yang tercatat secara bersamaan di pedesaan terdekat.
Istilah 'Urban Heat Island', bagaimanapun, dianggap telah diciptakan sebagai 'städtischen Wärmeinsel' pada tahun 1929 oleh ahli meteorologi Jerman Albert Peppler, yang menggambarkannya sebagai 'massa udara panas yang stagnan di atas kota'.
‘Urban Heat Island’ terbentuk karena karakteristik-karakteristik perkotaan. Pertama, hilangnya tutupan pohon di kota memungkinkan lebih sedikit pendinginan daerah melalui evapotranspirasi--kombinasi penguapan dan transpirasi (pergerakan air melalui akar tanaman) ke udara melalui pori-pori kecil di daun yang disebut stomata).
Alasan kedua adalah karena efek geometris. Bangunan, terutama yang tinggi, menyediakan banyak permukaan yang memantulkan dan menyerap panas dari sinar matahari.
Selain itu, beberapa gedung tinggi yang berdekatan satu sama lain juga bertindak sebagai penghalang aliran udara dan angin, yang menghalangi pendinginan secara konveksi. Kedua faktor ini bersama-sama menyebabkan ngarai perkotaan atau efek ngarai jalanan.
Ketiga, permukaan gelap dan sifat curah termal dari bahan yang paling melimpah di kota, aspal (jalan) dan beton (sebagian besar bangunan), membuat mereka menyerap lebih banyak panas daripada daerah pedesaan di sekitarnya.
Perbedaan suhu malam hari antara UHI dan daerah pedesaan sekitarnya biasanya lebih dari perbedaan suhu siang hari. Beton yang banyak digunakan di perkotaan memiliki kapasitas panas yang sangat tinggi dan berfungsi sebagai penyimpan panas.
Selain itu, kondisi atmosfer di atas kota sering menyebabkan udara perkotaan terperangkap di dekat permukaan tanah, di mana ia dipanaskan oleh permukaan perkotaan yang hangat. Selanjutnya, efek ngarai perkotaan menghalangi hilangnya panas dari permukaan tanah melalui radiasi.
Alasan keempat adalah karena pembangkitan panas antropogenik dan polusi udara. Panas antropogenik dihasilkan oleh kendaraan dan bangunan (melalui perangkat elektronik seperti kipas angin, komputer, lemari es, dan AC), meskipun ini dianggap hampir dapat diabaikan di daerah komersial dan perumahan dibandingkan dengan tiga faktor lainnya.
Namun, tingginya tingkat polusi udara di kota, terutama karbon dioksida dan ozon, yang keduanya merupakan gas rumah kaca, diperkirakan berkontribusi signifikan terhadap efek UHI. Bagaimana pulau panas perkotaan memengaruhi kehidupan di kota?
Analisis tahun 2012 terhadap 419 kota di seluruh dunia menunjukkan bahwa UHI menyebabkan, rata-rata, peningkatan 1,5°C dan 1,1°C pada suhu siang hari dan malam hari. Efek UHI telah terbukti tergantung pada ukuran populasi, tutupan vegetasi, dan iklim.
Lalu bagaimana cara menanggulangi udara panas akibat UHI. Dilansir dari United States Environmental Protection Agency, berikut langkah-langkah yang bisa kamu terapkan.
1. Meningkatkan lapisan pelindung atau bernaung di sekitar rumah
Penanaman pohon dan vegetasi lainnya menurunkan suhu permukaan dan udara dengan memberikan naungan dan pendinginan melalui evapotranspirasi. Pepohonan dan vegetasi mengurangi kebutuhan akan AC, membuat rumah lebih nyaman dan mengurangi tagihan energi.
Pohon juga melindungi kesehatan keluarga dengan meningkatkan kualitas udara, dan menyediakan naungan yang sejuk untuk aktivitas di luar ruangan, juga mengurangi paparan radiasi UV yang berbahaya.
2. Memasang atap hijau
Atap hijau, atau taman atap, adalah lapisan vegetatif yang tumbuh di atap. Atap hijau memberikan keteduhan dan menghilangkan panas dari udara melalui evapotranspirasi, mengurangi suhu permukaan atap dan udara sekitarnya.
Atap hijau menyerap panas dan bertindak sebagai isolator, mengurangi energi yang dibutuhkan untuk menyediakan pendinginan dan pemanasan (yang mengurangi tagihan energi), meningkatkan kenyamanan dalam ruangan, dan menurunkan tekanan panas yang terkait dengan gelombang panas.
3. Pasang atap sejuk
Atap yang sejuk (atau reflektif) membantu memantulkan sinar matahari dan panas dari rumah, mengurangi suhu atap. Hal ini memungkinkan rumah tetap sejuk, mengurangi jumlah AC yang dibutuhkan selama hari-hari panas.
Penghematan energi seperti itu juga dapat menghasilkan kualitas udara yang lebih baik di komunitasmu dan lebih sedikit gas rumah kaca yang dipancarkan ke atmosfer.
4. Gunakan peralatan dan perlengkapan hemat energi
Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang efisien di rumah dapat membantu meringankan beban jaringan listrik selama gelombang panas, sehingga memastikan pasokan listrik yang lebih baik ke komunitas.
Mengganti peralatan dan peralatan lama dengan produk yang lebih hemat energi juga direkomendasikan.
5. Periksa teman, keluarga, dan tetangga Anda
Gelombang panas dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia, terutama bagi orang tua, muda, sakit, dan miskin, bahkan binatang peliharaan.
Memeriksa teman, keluarga, dan tetangga selama hari-hari panas dan memastikan mereka memiliki akses ke AC atau pusat pendingin akan membantu mencegah penyakit dan kematian akibat suhu dan cuaca panas. [rin]