WahanaNews.co | Selalu ada cerita dari kehidupan para santri. Hal itu yang coba dipotret melalui Film Pesantren.
Film Pesantren bercerita tentang 2 guru dan 2 santri.
Baca Juga:
Film Laga Komedi Jackie Chan "Panda Plan" Tayang di 30 Bioskop Amerika Utara
Berbeda dengan pesantren kebanyakan, pesantren ini diasuh oleh seorang perempuan ‘alimah bernama Ibu Nyai Masriyah Amva yang mempraktekkan ajaran-ajaran agama dengan pendekatan yang santai dan damai.
Melalui film ini penonton disuguhkan hal-hal yang sering dipertentangkan dalam masyarakat, yakni keberagaman, hak asasi manusia, kepemimpinan perempuan, musik dan perlunya humor dalam menyebarkan ajaran Islam.
Sejak islamofobia menjadi sentimen global, pandangan negatif tentang pesantren ikut menyebar luas.
Baca Juga:
Prilly Latuconsina Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'
Film ini akan menceritakan sebaliknya, pesantren justru tempat kita mengajarkan anak-anak membuka pikiran terhadap perkembangan zaman, kemajuan teknologi, namun sekaligus meneguhkan keyakinan terhadap kebenaran agama.
Sutradara dan produser film ini, Shalahuddin Siregar mengatakan, tujuan membuat film karena terganggu dengan stigma negatif yang diberikan pada Pesantren sebagai tempat yang kolot dan tidak berkembang, bahkan tempat teroris diajarkan.
Dia membuat film ini untuk publik agar mengenal lebih dalam mengenai kehidupan di dalam Pesantren berjalan sehari-hari.
"Harus disaksikan cerita dalam film ini. Agar kita lebih dalam lagi mengenal kehidupan di Pesantren dalam kegiatan sehari-harinya," kata pria yang akrab disapa Udin ini.
Film itu merupakan hasil kerja sama Yayasan Bumi Kaya Lestari bekerjasama dengan Lola Amaria Production (LAP), yang didukung oleh PT Telkom Indonesia dan Telkomsel.
Sebelum tayang di bioskop Tanah Air, para santri di 10 Pondok Pesantren di Jawa mendapat kesempatan untuk menyaksikan lebih awal Film Pesantren yang menggambarkan kehidupan mereka selama di pondok.
Tiga pesantren diantaranya, Pesantren Al Islamy Kebon Jambu Ciwaringin, Cirebon, PDF & Ma’Had Aly Walindo Pekalongan, dan Al Mas’Udiyyah Bandungan, Semarang.
Pemutaran film ini akan dilaksanakan dalam bentuk Nonton Bareng dan dilanjutkan dengan diskusi atau ngobrol santai dengan beberapa narasumber.
"Pemutaran Film Pesantren di 10 Pesantren di Pulau Jawa ini sebenarnya untuk mengedukasi kehidupan anak-anak pesantren yang begitu concern menggali ilmu. Di Pesantren yang sebenarnya digambarkan kehidupan yang harmonis, beragama dengan santai, berbeda pandangan disikapi dengan biasa saja dan tinggi akan toleransi. Tidak ada rebut-ribut," kata Lola Amaria.
Film diputar pertama kali untuk publik di IDFA (International Documentary Film Festival) di Amsterdam pada November 2019.
Film ini juga akan diputar serentak di bioskop XXI mulai 26 Mei 2022 di kota-kota besar dengan layar terbatas. [Tio]