WAHANANEWS.CO, Jakarta - Fenomena mengejutkan kembali menggemparkan warga Amerika Serikat setelah seekor babi hutan di Monterey County, California, ditemukan dengan daging berwarna biru neon yang tidak lazim.
Investigasi Departemen Perikanan dan Margasatwa California (CDFW) mengungkap pada Selasa (19/8/2025) bahwa warna mencolok tersebut berasal dari keracunan rodentisida yang mengandung pewarna khusus untuk identifikasi.
Baca Juga:
Toleransi Terkoyak! Los Angeles Dikuasai Kerusuhan Akibat Langkah Agresif Trump
"Para pemburu harus menyadari bahwa daging hewan buruan, seperti babi hutan, rusa, beruang, dan angsa, mungkin terkontaminasi jika hewan buruan tersebut telah terpapar rodentisida," ujar Koordinator Investigasi Pestisida CDFW, Dr. Ryan Bourbour.
Rodentisida jenis difasinon sebenarnya dikembangkan untuk membasmi hewan pengerat karena bekerja sebagai antikoagulan dengan efek tertunda, sehingga hewan tidak langsung curiga setelah mengonsumsi umpan beracun.
Pertama kali diperkenalkan pada 1962, difasinon menjadi populer di seluruh AS untuk mengendalikan populasi hewan pengerat karena efektif mencegah pembekuan darah hingga menyebabkan pendarahan internal dan kematian.
Baca Juga:
Otak Pembunuh Wanita Open BO di Mojokerto, Suami Siri Berprofesi Sebagai Supranatural
Namun efektivitas itu juga menimbulkan ancaman lain, sebab racun dapat berpindah secara tidak sengaja ke hewan lain melalui keracunan sekunder yang berakibat fatal.
Untuk mengurangi risiko, produsen menambahkan pewarna biru sebagai penanda visual pada daging atau tubuh hewan yang terkontaminasi, meski demikian proses pemasakan tidak mampu menetralkan kandungan racun tersebut.
Kasus keracunan semacam ini bukan pertama kali terjadi, sebab laporan serupa telah terdokumentasi sejak 2015 terutama pada babi hutan yang kerap memakan hewan pengerat beracun maupun umpan beracun secara langsung.
Menurut catatan medis, konsumsi daging yang terkontaminasi difasinon dapat memicu gejala serius mulai dari batuk darah, tinja berdarah, mimisan, gusi berdarah, memar berlebihan, pusing, sakit perut, sesak napas, kulit membiru, hingga tekanan darah rendah dan demam.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]