WahanaNews.co | Getaran Gempa 7,4 magnitudo yang berpusat di Laut Banda, sebelah barat laut Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, dilaporkan terasa hingga Kota Darwin, Australia.
Melansir ABC News, gempa tersebut telah membuat penduduk Ibu Kota Teritori Utara Australia terbangun pada Kamis (30/12/2021) dini hari tadi.
Baca Juga:
Bahas Penguatan Kerja Sama Pemberantasan Narkoba, BNN Terima Kujungan AFP
Seismolog Geoscience Australia (GA) Hadi Ghasemi mengatakan, berarti gempa tersebut mampu merambat sejauh ratusan mil dari pusatnya yang berada di kedalaman 210 kilometer di bawah permukaan laut.
Namun, lanjut Ghasemi, getaran yang dirasakan oleh masyarakat Drawin telah turun menjadi sekitar 5,0 magnitudo dan tak memicu tsunami.
"Pemodelan kami dan juga laporan pertama, semuanya menunjukkan bahwa tingkat guncangan tanah (termasuk) sedang hingga ringan," jelas Ghasemi.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
"Kami tidak mengharapkan adanya kerusakan pada struktur yang dibangun dengan baik," sambungnya.
Sementara itu, ahli meteorologi Karl Lijnders mengungkapkan, guncangan yang terjadi di Darwin pada subuh waktu setempat tadi memiliki durasi yang tak biasa.
"Itu terus berjalan, dan terus, dan terus, bergoyang dan bergoyang dan berguling. Durasi itu benar-benar tidak biasa untuk bagian dunia ini," ujar Lijnders kepada radio ABC.
Selain itu, penduduk Darwin pun mengatakan hal serupa di jejaring media sosial setempat soal gempa yang disertai dengan suara gemuruh selama sekitar satu menit tersebut.
Sebagai informasi, gempa bumi di wilayah utara Australia memang kerap terjadi setiap tahun dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan serius.
Hanya saja, pada tahun lalu, sejumlah penduduk di kawasan CBD, Darwin, sempat dievakuasi guna mencegah adanya korban terdampak gempa berkekuatan 7,2 magnitudo dari Laut Banda.
Sebab, ada laporan yang menunjukan, getaran gempa terasa di beberapa bagian Arnhem Land dan pedalaman di Taman Nasional Kakadu. [qnt]