WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hari ini, Jumat (2/5/2025), masyarakat global memperingati Hari Tuna Sedunia (World Tuna Day) yang jatuh setiap tanggal 2 Mei.
Tahun ini, peringatan tersebut bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang dirayakan di Indonesia.
Baca Juga:
Hardiknas, Puluhan Pelajar Berprestasi di Pakpak Bharat Menerima Penghargaan
Hari Tuna Sedunia pertama kali dicanangkan dengan tujuan utama untuk menjaga kelestarian spesies tuna di laut dan memastikan praktik penangkapan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Menurut National Today, tanggal 2 Mei dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap keberhasilan kolaborasi antara komunitas nelayan, ilmuwan, dan aktivis lingkungan.
Mereka bersatu demi satu tujuan: melindungi populasi tuna dunia dan menciptakan sistem perikanan yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
Pemkab Tapteng Gelar Upacara Peringatan Hardiknas, Bupati Masinton Serahkan Satya Lencana
Peringatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan populasi tuna, serta mendorong praktik penangkapan yang tidak merusak ekosistem laut.
Tuna dikenal sebagai salah satu ikan paling luar biasa di lautan, tidak hanya karena kekuatan dan kecepatannya, tetapi juga karena perannya yang vital dalam ekonomi global dan gizi manusia.
Tuna menyumbang sekitar 20 persen dari total nilai perikanan laut dan lebih dari 8 persen dari semua makanan laut yang diperdagangkan secara internasional.
Selain itu, tuna kaya akan kandungan Omega-3, protein, vitamin B12, dan mineral penting lainnya.
Namun, popularitas dan nilai ekonominya yang tinggi membuat tuna menghadapi ancaman serius dari praktik penangkapan berlebihan. Masalah ini bahkan menjadi perhatian serius di tingkat internasional, termasuk oleh Majelis Umum PBB.
Sembilan tahun lalu, PBB secara resmi menetapkan 2 Mei sebagai Hari Tuna Sedunia untuk meningkatkan kesadaran global terhadap perlunya pengelolaan perikanan tuna secara berkelanjutan. Sejak saat itu, telah terjadi kemajuan yang signifikan.
Jika pada 2017 hanya 75 persen tangkapan tuna berasal dari stok yang sehat, kini angka itu telah meningkat menjadi lebih dari 90 persen.
Salah satu contoh pemulihan nyata adalah kembalinya tuna sirip biru Atlantik di wilayah Inggris selatan dan Irlandia, setelah sebelumnya hampir punah.
Keberhasilan ini dicapai berkat kerja sama lintas negara melalui lima organisasi pengelola perikanan tuna regional. Inisiatif tersebut didukung oleh Program Kelautan Bersama yang dikoordinasikan oleh FAO.
Upaya mereka melibatkan penerapan prosedur pengelolaan yang dirancang dan disetujui oleh ilmuwan, pemangku kebijakan, dan nelayan sebelum musim penangkapan dimulai.
Peringatan Hari Tuna Sedunia menjadi momentum penting untuk mengingatkan dunia akan perlunya keseimbangan antara eksploitasi sumber daya laut dan kelestariannya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]