WahanaNews.co | Brigade
al-Qassam merespons pernyataan mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM
Hendropriyono yang menyebutkan masalah Palestina bukan urusan Indonesia.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Melalui akun twitternya, Brigade al-Qassam mengutip
pernyataan mantan Presiden Soekarno dan Soeharto yang menyatakan bahwa masalah
Palestina adalah urusan Indonesia.
"Bung Karno dan Bung Harto begitu jelas, tegas dan
begitu sering kemerdekaan Palestina adalah urusan kita," bunyi terjemahan
tweet Brigade al-Qassam di akun Twiiternya yang dipantau Rabu (19/5/2021).
Tidak hanya itu, Brigade al-Qassam juga mengutip bunyi
alinea pertama dari Undang-undang Dasar 1945.
Baca Juga:
Tentara Israel Tewaskan 4 Komandan Top Brigade Al Qassam Hamas
"Saudara Hendropriyono. Dalam UUD 1945 terlihat jelas
bahwa kemerdekaan sebenarnya adalah hak semua bangsa, sehingga dunia harus
didekolonisasi karena tidak sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan
keadilan," demikian tweet dari Brigade al-Qassam.
Meski begitu, akun Twitter Brigade al-Qassem ini tidak dapat
diketahui apakah benar milik kelompok tersebut atau bukan karena tidak ada
tanda centang biru sebagai bukti jika akun tersebut telah terverifikasi.
Brigade al-Qassam atau Brigade Izzuddin al-Qassam adalah
sayap militer kelompok Hamas yang dibentuk pada tahun 1991. Namanya diambil
dari seorang pendakwah Palestina Izz Ad Din Al Qassam.
Sebelumnya, Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
(STIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono menyatakan Palestina dan Israel bukan
urusan Indonesia, melainkan urusan mereka, bangsa Arab dan Yahudi.
"Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu
kita," tegas AM Hendropriyono di Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Hal tersebut disampaikan AM Hendropriyono terkait dengan
maraknya pro-kontra dukung-mendukung perang Israel-Palestina. Ia menyampaikan
keprihatinannya kepada teman-temannya sesama anggota Kerukunan Keluarga (KEKAL)
Akmil 1967.
"Untuk nasib bangsa kita, saya mohon KEKAL Akmil 1967 tidak
diam saja, tapi mikir, ngomong dan berbuat sebisanya. Negara kita sedang
diserang oleh pemikiran ideologi khilafah," kata Hendropriyono. [qnt]