Negara kepulauan dinilai jauh lebih
baik jika terjadi kiamat ketimbang negara-negara dengan perbatasan darat.
Jones bekerjasama dengan Nick King
untuk memeriksa faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan kiamat, seperti
kehidupan di masa mendatang dan negara mana yang mampu dan lebih siap untuk
bertahan hidup.
Baca Juga:
Isra Mi'raj dari Sudut Pandang Fisika, Ini Kata Ahli
Diterbitkan oleh Jurnal Sustainability, Jones bersama para ilmuwan menjelaskan
bagaimana hal-hal seperti kerusakan lingkungan, sumber daya yang terbatas, dan
ledakan populasi bisa menyebabkan runtuhnya peradaban.
Mereka juga menggambarkan perubahan
iklim sebagai risiko ganda, yang membuat masalah yang ada menjadi lebih buruk.
Para ilmuwan berpikir keruntuhan bisa
terjadi secara cepat atau dalam beberapa tahun mendatang. Tergantung
pemicunya.
Baca Juga:
Sudah Punya Jadwalnya, 15 Ribu Ilmuwan Sebut Bumi Segera Kiamat
Sayang, tidak ada nama Indonesia di
dalamnya, padahal merupakan salah satu negara kepulauan yang
besar.
"Perubahan signifikan mungkin terjad
pada tahun dekade mendatang. Dampak perubahan iklim, termasuk peningkatan
frekuensi dan intensitas kekeringan dan banjir, suhu ekstrem, dan pergerakan
penduduk yang lebih besar bisa menentukan tingkat keparahan perubahan,"
jelas Jones.
Selain menunjukkan lima negara yang
diyakini paling cocok untuk bertahan hidup dari kiamat, penelitian ini
bertujuan untuk menyoroti tindakan yang saling terkait dengan perubahan iklim,
kapasitas pertanian, energi domestik, kapasitas manufaktur, dan ketergantungan
berlebihan pada kompleksitas yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan
negara-negara yang tidak memiliki kondisi paling menguntungkan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.