WahanaNews.co, Jakarta - Selama masa perjuangan melawan penjajah di Indonesia, pembangunan berbagai istana memiliki latar belakang historis dan strategis.
Pertama, istana-istana tersebut mencerminkan pentingnya simbol-simbol kekuasaan dan kedaulatan nasional dalam konteks perjuangan.
Baca Juga:
Khusus Jaga Keamanan Kota Nusantara, TNI Kerahkan 100 Prajurit
Dalam pembentukan identitas nasional, istana-istana tersebut menjadi manifestasi fisik dari kemerdekaan dan keberanian rakyat Indonesia. Pembangunan istana-istana ini bukan hanya sebagai tempat tinggal pemimpin, tetapi juga sebagai simbol keberlanjutan perjuangan dan kemenangan nasional.
Kedua, pembangunan istana-istana pada masa perjuangan menggambarkan upaya pemerintahan dan kepemimpinan untuk meneguhkan eksistensi negara Indonesia di tengah tekanan penjajah.
Istana-istana ini berfungsi sebagai pusat administrasi dan komando, tempat di mana keputusan-keputusan strategis diambil untuk memandu perjuangan kemerdekaan.
Baca Juga:
Studi Banding ke Mesir, Turki, dan India Dibatalkan, IKN Andalkan Riset Online
Dengan memiliki pusat-pusat kekuasaan yang terdistribusi di berbagai wilayah, pergerakan perlawanan dapat diorganisir dengan lebih efektif dan memperkuat stabilitas pemerintahan nasional di masa-masa sulit tersebut.
Dengan demikian, pembangunan istana-istana pada masa perjuangan tidak hanya memiliki nilai simbolis, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga kemandirian dan integritas nasional.
Istana kepresidenan ini berada di Jalan Medan Merdeka Utara dengan posisi menghadap ke Monumen Nasional. Istana Merdeka dibangun saat masa pemerintahan Gubernur Jenderal Louden pada 1873.
Bangunan kokoh Istana Merdeka dirancang oleh arsitek Drossares. Pembangunan tersebut, gubernur ingin memiliki istana dekat Hotel Rijswikjk yang menghadap ke Lapangan Monas.
Pembangunan Istana Merdeka rampung tahun 1879, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Lansberge. Pembangunan Istana Merdeka, menghabiskan total biaya sebesar 360.000 gulden.
Sebelum berubah nama menjadi Istana Merdeka, istana ini telah mengalami banyak perubahan nama sesuai dengan situasi saat itu.
Beberapa nama tersebut adalah Istana Koningsplein, Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Istana Van Mook, dan Istana Gambir.
Dinamakan Istana Merdeka karena terkait dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Oleh, Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.
Selain Istana Merdeka, masih ada istana-istana negara lainnya yang perlu diketahui, seperti Istana Negara terletak di Jalan Veteran Jakarta dan dibangun pada tahun 1796.
Selanjutnya, Istana Bogor, Istana Presiden Cipanas, Istana Kepresidenan Yogyakarta, dan yang terakhir Istana Tampaksiring yang berada di pulau Bali.
Dari semua keberadaan istana-istana (negara) yang ada saat ini, itu tidak ada istana yang dibangun oleh Indonesia. Itu semua adalah istana peninggalan-peninggalan penjajah ketika itu.
Pembangunan istana oleh putra Indonesia baru direncanakan berbarengan dengan pemindahan ibu kota negara sudah digagas sejak lama, bahkan sejak era Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Pembangunan istana baru di Indonesia Kerja Nyata (IKN) mencerminkan pertimbangan strategis dan kebutuhan fungsional untuk mendukung aktivitas pemerintahan serta mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Pertama, istana baru di IKN mungkin dirancang sebagai simbol keberlanjutan dan modernisasi pemerintahan Indonesia.
Dengan memiliki fasilitas pemerintahan yang baru dan modern, pemerintah dapat menciptakan citra yang positif dalam hal kemajuan dan efisiensi administratif.
Pembangunan istana baru ini juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan pusat pemerintahan yang lebih fungsional, modern, dan representatif, sejalan dengan visi Indonesia sebagai negara yang maju.
Kedua, pembangunan istana baru di IKN juga dapat dihubungkan dengan upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Adanya pusat administrasi yang baru dapat menarik investasi dan pengembangan infrastruktur di sekitarnya, menciptakan peluang pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Selain itu, dengan lokasi yang strategis, istana baru di IKN dapat menjadi pusat pertemuan penting dan tempat pelaksanaan acara-acara nasional maupun internasional, yang dapat membuka peluang untuk mempromosikan pariwisata dan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.
Dengan demikian, pembangunan istana baru di IKN dapat dianggap sebagai investasi jangka panjang untuk memperkuat pemerintahan, menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya tarik Indonesia secara global.
Barulah di era pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), pemindahan dan pembangunan ibu kota baru yang bernama Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur mulai digodok dan dalam tahap pembangunan hingga saat ini.
“Sebagai bangsa besar yang sudah 74 tahun merdeka, Indonesia belum pernah menentukan dan merancang sendiri ibu kotanya,” kata Presiden Jokowi, dikutip, Selasa (13/2/2024).
Tujuan besar pembangunan Indonesia Kerja Nyata (IKN) adalah menciptakan pusat pemerintahan yang modern, efisien, dan berkelanjutan, yang tidak hanya mendukung aktivitas administratif pemerintah, tetapi juga merangsang pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memacu pengembangan infrastruktur di wilayah tersebut.
Dengan membangun IKN sebagai pusat administrasi yang strategis, pemerintah berharap dapat meningkatkan daya saing Indonesia, mempercepat transformasi ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, IKN diharapkan dapat menjadi simbol kemajuan, modernisasi, dan kemandirian nasional, yang memberikan dampak positif tidak hanya pada tingkat lokal, tetapi juga pada skala nasional dan internasional.
[Redaktur: Alpredo Gultom]