WahanaNews.co | Buku-buku sejarah seringkali mengisahkan tentang kemenangan umat
manusia atas pandemi atau bencana besar lainnya.
Namun, pada
kenyataannya, sejarah juga dipenuhi dengan momen-momen gelap yang harus selalu diingat agar tidak terulang lagi di masa depan.
Baca Juga:
Berikut Sejarah Pilkada Serentak di Indonesia
Artikel di bawah ini akan membahas 9
momen terburuk sepanjang sejarah manusia. Apa saja? Berikut daftarnya.
1. Maut Hitam
Baca Juga:
RSCM Jakarta Catat Seejarah, Sukses Operasi Pasien Pakai Teknologi Robotik
Maut Hitam pernah meluluhlantakkan
Eropa di akhir Abad Pertengahan.
Ironisnya, penduduk Eropa yang hidup
saat itu masih memiliki kepercayaan primitif pada penyihir yang dituduh sebagai
penyebab wabah itu.
Mereka juga malah membantai kucing
yang akhirnya berdampak pada penyebaran tikus yang semakin tidak terkendali.
Tentunya, semua kebodohan ini
diperparah dengan kondisi sanitasi dan higienitas yang buruk.
Menurut data dari WHO, Maut Hitam
sendiri termasuk dalam tiga penyakit dengan tingkat kematian yang mendekati
100% setelah rabies dan AIDS.
Tak heran kalau pandemi ini merenggut
sekitar 75 juta sampai 200 juta nyawa pada saat itu.
Seperti yang kita ketahui, pandemi
selalu melahirkan sentimen pada ras atau agama tertentu.
Ketika Maut Hitam merebak, semua orang
non-Kristen (sebagian besar Yahudi) menjadi sasaran kebencian penganut Kristen
di Eropa.
Hal ini menjadikan Maut Hitam sebagai
salah satu momen tergelap dalam sejarah umat manusia.
2. Perang Salib
Beberapa sejarawan mengklaim kalau
faktor politik dan ekonomilah yang telah mendasari Perang Salib, walau kedua
belah pihak terus menyerukan "perang suci" di bawah panji agama
masing-masing.
Pada 15 Juli 1099, ketika Perang Salib
Pertama berakhir dengan kemenangan dari tentara gabungan Prancis, Inggris,
Jerman, dan Apulia (Italia selatan), setiap pria, wanita, dan anak-anak yang ada di dalam Kota Yerusalem dibunuh.
Sebagian besar dari mereka yang
dibantai adalah orang Muslim dan Yahudi. History mencatat kalau puluhan ribu (perkiraan 70 ribu) orang telah
dibantai pada hari itu.
Itu semua baru perang pertama, karena
masih ada beberapa Perang Salib lainnya.
Pembantaian ini adalah sebuah ironi
jika mengingat Alkitab dan Al-Qur'an sama-sama mengatakan, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka
yang menganiaya kamu."
3. Perang Dunia I
Kita semua bisa sepakat kalau perang
adalah lambang dari ketidakpedulian dan kekejaman umat manusia.
Hal yang sama juga berlaku pada Perang
Dunia I.
Bermula dari pembunuhan Franz
Ferdinand dari Austria oleh Gavrilo Princip pada 28 Juni 1914, sebuah
"perang besar" pecah sebulan kemudian dan baru berakhir empat tahun
setelahnya.
Melibatkan negara dan kekaisaran besar
seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Ottoman, dan Amerika Serikat, Perang
Dunia I menjadi malapetaka besar pertama yang menghantam dunia di awal abad
ke-20.
Diperparah dengan merebaknya pandemi
flu Spanyol pada tahun 1918, bencana mahadahsyat ini telah merenggut sekitar 40
juta nyawa dan meruntuhkan kekaisaran besar seperti Rusia, Jerman,
Austria-Hungaria, dan Ottoman.
4. Perang Dunia II
Kita tidak bisa menggabungkan Perang
Dunia I dengan Perang Dunia II melalui subjudul "Dua Perang Dunia"
saja, karena alasan di balik kedua perang ini jauh berbeda dan sangat kompleks.
Berbeda dengan sebelumnya, Perang
Dunia II diawali dengan kebangkitan ultranasionalisme, terutama di Italia dan
Jerman, setelah Perang Dunia I berakhir.
Jika ada satu orang yang bisa
dijadikan kambing hitam untuk semua masalah ini, maka dia adalah Adolf Hitler.
Invasinya ke Polandia pada tahun 1939
atas nama lebensraum telah memaksa
Inggris dan Prancis untuk menyatakan perang terhadap Jerman.
Sedangkan di sisi lain dunia, tepatnya
di Pasifik, Jepang menyerang Pearl Harbor, Hawaii, sebagai balasan atas embargo
Amerika Serikat terhadap negara "matahari terbit" itu.
Roma, Paris, Moskow, Leningrad, dan
London membara, sedangkan Dresden, Hiroshima, Nagasaki, Stalingrad, dan Manila
dibumihanguskan.
Setidaknya, 750 ribu tentara dan warga
sipil tewas dalam pertempuran 199 hari di Stalingrad.
Sedangkan sekitar 140 ribu penduduk
Hiroshima dan 74 ribu penduduk Nagasaki tewas akibat bom atom yang dijatuhkan
oleh Amerika.
Hanya dalam kurun waktu 6 tahun
(1939-1945), 71 juta orang tewas akibat perang ini.
Namun, tentu saja, aspek paling
terkenal dari perang ini adalah Holocaust,
sebuah "Solusi Final" yang dibuat oleh petinggi Nazi untuk menghabisi
kaum Yahudi.
Menurut data dari History, sekitar 1,1 juta orang Yahudi dan kaum minoritas lain
dibunuh di kamp konsentrasi Auschwitz selama Holocaust.
Sisanya, 700 ribu hingga 800 ribu di
Treblinka, 600 ribu di Belzec, 360 ribu di Majdanek, 320 ribu di Chelmno, dan
250 ribu di Sobibor.
5. Holodomor
Dalam bahasa Ukraina, Holodomor berarti "mati karena
kelaparan". Dari tahun 1932-1933, hampir 7 juta
orang mati kelaparan di bawah rezim Uni Soviet.
Jika dilihat dari jumlah korbannya,
peristiwa ini dapat disejajarkan dengan Holocaust
yang dilakukan oleh Hitler.
Beberapa sejarawan menganggap kalau
dalang di balik peristiwa ini, Joseph Stalin, sengaja memakai Holodomor untuk memusnahkan Kulak (kelas petani kaya) yang ia anggap
sebagai musuh dari kelas proletar.
Namun, ada juga spekulasi yang
menyebutkan kalau kelaparan itu bertujuan untuk melemahkan nasionalisme
penduduk Ukraina, mengingat kaum nasionalis Ukraina pernah melakukan perlawanan
terhadap faksi Bolshevik selama Perang Sipil Rusia.
Apapun alasannya, Holodomor adalah sebuah peristiwa yang sangat keji dan tidak
berperikemanusiaan.
6. Kelaparan Besar Tiongkok
Adolf Hitler, Joseph Stalin, dan Mao
Zedong adalah tiga diktator utama yang paling disorot pada abad ke-20 karena
genosida yang sudah mereka lakukan.
Setelah membahas dua tokoh sebelumnya,
kita akan membahas yang ketiga di bawah ini.
Dari tahun 1958-1962, Tiongkok
mengalami bencana kelaparan yang menewaskan sedikitnya 45 juta orang.
Ada dua penyebab yang bisa disalahkan,
yaitu bencana alam dan kebijakan dari pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat
itu, Mao Zedong.
Mao sendiri mendefinisikan periode
pemerintahannya sebagai "Lompatan Jauh ke Depan".
Ia pun menerapkan reformasi ekonomi
dan sosial dengan maksud untuk mengubah Tiongkok dari negara agraris menjadi
raksasa industri yang setara dengan Amerika Serikat.
Namun, seperti
yang diketahui, rencana ini menjadi salah satu genosida terbesar dalam sejarah.
Di tahun pertamanya, beberapa pedesaan
di Tiongkok sudah menderita kekurangan panen.
Meluapnya Sungai Kuning pada tahun
1959 semakin memperparah kondisi ini.
Pada tahun berikutnya, 60% lahan
pertanian Tiongkok tidak menerima hujan sama sekali.
Ketika rakyatnya menderita, Mao dan
para petinggi Partai Komunis justru menyantap makanan Prancis seharga US$ 1.000 dan
wiski Scotch berusia 20 tahun.
Peristiwa ini pun menjadi salah satu
momen tergelap dalam sejarah manusia, yang sepertinya masih dapat kita temukan
di beberapa negara besar saat ini.
7. Kepunahan Massal Sejumlah Spesies Bumi
Para ahli ekologi setuju kalau Bumi
sedang menuju kepunahan massal keenam saat ini. Pada Juni 2019 saja, sekitar satu juta
spesies tumbuhan dan hewan terancam punah.
Selain berkontribusi pada kepunahan
spesies di sekitarnya, manusia juga bersikap "pasif" atau tidak
berbuat banyak untuk memelihara spesies yang terancam punah.
Menurut laporan dari IPBES, biomassa
untuk mamalia liar sekarang telah turun hingga 82%, sedangkan ekosistem alami
telah kehilangan sekitar setengah dari areanya.
Melihat statistik ini, tidak heran
kalau beberapa ilmuwan memperkirakan kalau setengah dari spesies tumbuhan dan
hewan yang ada saat ini mungkin akan punah pada tahun 2100.
8. Pelecehan Seksual yang "Disembunyikan"
Oknum Gereja Katolik Roma
Pelecehan seksual terhadap orang-orang
polos dan tidak bersalah oleh tokoh-tokoh otoritas bukanlah hal baru dalam
sejarah manusia.
Namun, yang menjadi alasan mengapa
peristiwa ini sangat keji adalah karena hal itu terjadi di bawah pengawasan
salah satu organisasi terbesar di dunia, Gereja Katolik Roma.
Dalam kultur Katolik Roma, para orangtua sangat menghormati sosok pastor di mana mereka sudah
dianggap seperti ayah kedua bagi anak-anak mereka dan role model yang berbudi luhur.
Oleh sebab itu, mereka pun sering
bertanya-tanya, "Mengapa mereka tega melakukan kejahatan ini, yang juga
terjadi di dalam rumah Tuhan?"
Tak hanya di Amerika Serikat,
pelecehan seksual ini juga terjadi di Inggris, Irlandia, Kanada, Belgia,
Filipina, dan negara lainnya.
Mirisnya lagi, skandal ini baru
terbongkar pada tahun 1980-an, dan baru terangkat kembali ketika tim
jurnalis investigasi "Spotlight" dari kantor berita The Boston Globe mengupas kasus ini.
9. Terorisme Kaum Fanatik
Terorisme sendiri mengacu pada
tindakan teror, terutama pemboman, pembajakan dan
pembunuhan, yang dilakukan oleh individu atau organisasi.
Meski istilahnya baru populer pada
abad ke-18, terorisme bukanlah hal baru dalam peradaban manusia.
Sejarah terorisme dapat ditarik sampai
tahun 65 SM, ketika organisasi Yahudi bernama Sicarii melakukan pemberontakan terhadap Romawi.
Namun, tentu
saja, yang paling menggemparkan dunia adalah serangan 11 September 2001 ke
menara kembar WTC sebagai bagian dari "deklarasi perang" terhadap
Amerika Serikat.
Diketahui kalau Al-Qaeda menjadi
dalang utama di balik serangan itu, meski ada beberapa spekulasi liar di
sekitarnya.
Setelah serangan ini, Amerika pun
langsung mencari pemimpin mereka, Osama bin Laden, yang baru ditemukan dan
ditembak mati satu dekade setelah pengeboman tersebut.
Namun, seperti
yang kita ketahui, radikalis Islam bukan satu-satunya pelaku terorisme di dunia, sebagaimana telah dibuktikan oleh teroris lain, seperti
Theodore Kaczynski dan Timothy McVeigh.
Sampai saat ini, sebagian besar orang
masih bertanya-tanya, apakah terorisme bisa dihilangkan
dari peradaban manusia atau tidak.
Peristiwa-peristiwa di atas adalah
"catatan hitam" dalam sejarah umat manusia. Entah itu
baik atau buruk, kita selalu dapat belajar darinya.
Dalam hal ini, sejarah adalah
pengingat agar kita tidak mengulangi kesalahan di masa lampau dan bisa hidup
dengan lebih baik di masa depan. [dhn]