WahanaNews.co | Mantan Komandan KRI Nanggala-402,
Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, terbaring lemah akibat penyakit paru-paru kronis yang
dideritanya.
Momoh
Fatimah (83), ibu kandung Iwa Kartiwa, mengatakan, Iwa mengalami sakit setelah
26 tahun bertugas di kapal selam.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
Selama
ini, lanjut Momoh, Iwa selalu memaksakan bertugas dan rasa sakitnya tak pernah
terasa.
Tak
heran, badan Iwa jadi kurus kering dan menderita penyakit paru-paru akibat
selalu mengisap bubuk besi saat berlayar di kapal selam.
Kini,
mantan komandan kapal selam KRI Nanggala-402 itu hanya bisa terbaring lemah dan
sulit berbicara.
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
"Makanya
badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya
sebagai ahli kapal selam di Indonesia," ujar Momoh, saat ditemui di
rumahnya, Sabtu (1/5/2021) pagi.
Jual Rumah untuk Pengobatan
Iwa
terpaksa menjual rumahnya.
Kini
Iwa dan keluarganya tinggal di gang sempit yang ada di wilayah Paseh, Kota
Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Kalau
rumahnya dulu ada, tapi bukan di Jati, di Parhon itu. Itu sudah lama dijual
untuk berobat," kata Heni Hunaeni (62), ibu mertua Iwa.
TNI Aktif
Heni
mengatakan, Iwa merupakan prajurit TNI AL aktif.
Masa
tugas Iwa masih menyisakan enam tahun lagi menuju waktu pensiun.
Heni
hanya bisa berharap Iwa kembali sehat dan bisa membesarkan ketiga anaknya yang
masih kecil.
Sebelumnya
diberitakan, mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II sekaligus
mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, terbaring lemah akibat penyakit
yang dideritanya.
Iwa
selama ini dikenal sebagai perwira Angkatan Laut di kampung halamannya,
Tasikmalaya, sekaligus adik kandung kelima dari mantan Kapolda Jawa Barat,
Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawirawan Anton Charliyan.
Kondisi
kesehatan Iwa sampai sekarang belum juga membaik.
Iwa
kini diurus oleh istri dan anak-anaknya.
"Iya,
Iwa itu adik kandung saya dan dia juga sebagai salah satu petugas pelopor kapal
selam di Indonesia. Iwa sekarang terbaring sakit dan saat mendengar insiden KRI
Nanggala, kami langsung nangis. Namun, mereka sudah tahu risiko pasukan khusus
kapal selam itu gadaikan hidupnya dengan maut," jelas Anton kepada wartawan, saat
dihubungi via WhatsApp, Jumat
(30/4/2021). [dhn]