WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kucing memang dikenal manja, tapi satu hal yang sering bikin pemilik bingung adalah: kenapa dia selalu merasa lapar?
Tak jarang, baru saja selesai makan, si meong sudah mengeong lagi minta jatah tambahan.
Baca Juga:
Damkar Bogor Selamatkan Kucing yang Terjebak 5 Hari di Plafon
Sebenarnya, ada banyak faktor yang bisa menjelaskan nafsu makan kucing yang seperti tidak ada habisnya.
Bisa jadi karena masalah kesehatan seperti cacingan, atau sekadar kebiasaan buruk yang tak sengaja kamu biarkan berkembang.
Memahami pola makan dan kebiasaan si kucing sangat penting untuk menjaga kesehatannya tetap prima.
Baca Juga:
Kucingmu Suka Kentut? Ternyata Ini Pemicunya!
Apakah kucingmu suka mengeong keras di luar jam makan? Atau bahkan pernah kamu tangkap sedang mencuri makanan dari meja makan?
Semua ini bisa jadi tanda ada sesuatu yang perlu diperhatikan lebih serius.
1. Nafsu Makan Tak Terbendung
Kucing adalah makhluk yang cerdas dan punya insting waktu makan yang tajam.
Kalau kamu biasa memberinya makan di waktu yang sama tiap hari, dia akan hafal jamnya dan mulai “menagih” dengan mengeong, menatap tajam, atau menggosok-gosokkan tubuhnya ke kakimu.
Tapi kalau dia terus-terusan meminta makan di luar jadwal, bisa jadi ada penyebab lain yang tersembunyi.
Perhatikan pola ini agar kamu bisa tahu kapan lapar itu hanya “drama” atau tanda gangguan kesehatan.
2. Camilan Jadi Kebiasaan
Kalau kamu suka memberi camilan setiap kali kucingmu mengeong, jangan heran kalau dia jadi selalu berharap akan dapat makanan.
Apalagi kalau kamu menyimpan camilan di tempat yang bisa dia lihat atau dengar, misalnya dalam kantong plastik atau wadah yang berbunyi saat digoyangkan.
Untuk menjaga berat badan dan kesehatan kucing, sebaiknya camilan hanya diberikan sesekali sebagai hadiah, bukan jadi bagian dari rutinitas harian.
3. Suka Mencuri Makanan
Kucing punya kemampuan akrobatik yang luar biasa. Mereka bisa dengan mudah melompat ke atas meja makan dan mencuri ayam goreng atau menjilati sisa mentega di piring.
Kalau kucingmu suka mencuri makanan, itu bisa jadi karena dia memang lapar atau tidak kenyang dari jatah makannya.
Meningkatkan porsi makan atau memberikan makanan dengan kalori lebih tinggi bisa membantu mengurangi kebiasaan nakal ini.
4. Makan Terlalu Cepat
Beberapa kucing yang pernah hidup di jalanan atau harus berebut makanan di masa kecil, terbiasa makan dengan sangat cepat.
Mereka bisa menghabiskan makanan dalam sekejap, bahkan sambil menggeram.
Dengan rutinitas makan yang teratur dan cukup, kucing biasanya akan merasa aman dan tidak perlu lagi terburu-buru.
Tapi jika dia tetap makan seperti balapan, bisa jadi ada gangguan medis yang membuatnya merasa kelaparan terus-menerus.
5. Muntah Setelah Makan
Kucing yang sering muntah setelah makan mungkin mengalami masalah bola bulu atau gangguan pencernaan lain. Ketika kucing menelan terlalu banyak bulu saat merawat diri, bulu itu bisa menumpuk di perut dan menyebabkan muntah.
Jika muntah terlalu sering atau disertai gejala lain, sebaiknya segera bawa ke dokter hewan.
Dalam beberapa kasus, tindakan medis seperti endoskopi atau operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat benda asing dari saluran pencernaan.
6. Berat Badan Naik Terus
Kalau kucingmu makin montok dan tetap minta makan terus, jangan langsung luluh. Terlalu banyak makan bisa menyebabkan obesitas, yang meningkatkan risiko diabetes, masalah sendi, dan penyakit lainnya.
Sebagian besar kucing dewasa hanya butuh sekitar ¼ sampai ½ cangkir makanan kering per hari. Jumlah pastinya tergantung dari aktivitas dan jenis makanan yang kamu berikan.
7. Bisa Jadi Tanda Kehamilan
Kucing betina yang belum disteril dan pernah kontak dengan kucing jantan bisa menunjukkan tanda-tanda lapar berlebihan akibat kehamilan.
Jika kamu mencurigai hal ini, konsultasikan dengan dokter hewan untuk memastikan dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan memahami kebiasaan makan si kucing, kamu bisa lebih peka terhadap kebutuhannya dan menjaga kesehatannya tetap optimal.
Jangan ragu untuk bertanya ke dokter hewan jika ada yang terasa tidak wajar. Si meong yang sehat adalah si meong yang bahagia!
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]