WahanaNews.co | Sebuah unggahan di sosial media yang berisi kekhawatiran atas kucing betina belum pernah hamil yang akan disterilkan bikin heboh warganet.
Dalam unggahan ini, seorang warganet menanyakan pendapat mengenai keluarga yang menyindirnya karena berniat sterilisasi kucing betina peliharaan yang belum pernah hamil.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Hingga sekarang, unggahan tersebut telah tayang sebanyak 117.800 kali dan disukai 375 kali.
Lalu, benarkah mensterilkan kucing betina yang belum pernah hamil adalah keputusan yang salah?
Berikut penjelasan dari dokter hewan:
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Penjelasan dokter hewan
Dokter hewan Universitas Nusa Cendana (Undana) Aji Winarso menjelaskan, kucing yang telah menjalani operasi sterilisasi tidak akan merasakan birahi lagi.
Hal ini terjadi karena hormon yang menyebabkan kucing birahi akan hilang setelah operasi sterilisasi.
Ia menjelaskan, kucing jantan memproduksi hormon testosteron di testikel. Sementara hormon estrogen dibentuk di ovarium kucing betina.
Kedua hormon tersebut berkaitan dengan sistem reproduksi.
Jika organ produksi utamanya diangkat saat sterilisasi, maka kucing tidak akan bereproduksi lagi.
Sementara itu, Aji menganggap kepercayaan bahwa kucing akan kasihan saat disteril sebelum pernah melahirkan adalah hal yang salah.
"Itu persepsi manusia saja," ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (29/1/2023).
Aji menjelaskan, kucing berbeda dari manusia karena tidak mempunyai napsu untuk membuat keturunan.
Kucing kawin semata-mata karena naluri berkembang biak. Ini berarti kucing tidak akan memiliki perasaan tertentu jika tidak mempunyai anak, berbeda dari manusia.
Ia bahkan memperbolehkan pemilik kucing untuk mensterilkan peliharaannya sebelum masuk usia kawin.
"Boleh saja. Malah lebih baik bila pemilik menghendaki kucingnya tidak bertambah banyak," kata Aji.
Menurutnya, kucing bisa disterilkan mulai umur 1 tahun atau sebelum masa kucing kawin. Kucing juga boleh disteril setelah melahirkan.
"Apalagi kucing jantan bila mau steril lebih baik sebelum dewasa, 8 bulan-1 tahun begitu," ucapnya.
Pemilik kucing sering merasa khawatir terhadap proses sterilisasi yang akan dilakukan kepada hewan berbulu tersebut.
Mereka takut peliharaannya akan terganggu jika disterilkan.
Sebagian orang percaya, sterilisasi akan membuat kucing kurang bersemangat dan tidak napsu makan.
Aji membantah pendapat tersebut. Menurutnya, kucing bukan kurang semangat tetapi menjadi lebih kalem setelah sterilisasi.
"Karena produksi hormon berkurang," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa produksi hormon testosteron dan estrogen pada kucing jantan dan betina akan hilang atau berkurang saat organ produksinya diambil.
Tanpa hormon estrogen, kucing betina tidak akan birahi atau mengalami siklus reproduksi yang disebut estrus.
Selain itu, kebiasaan kucing jantan berkelahi dengan pejantan lain di musim kawin akan berkurang. Dia juga tidak akan pergi ke rumah lain untuk mencari kucing betina.
"Kalau sudah steril, dia stay calm di rumah meski ada kucing betina tetangga birahi minta kawin," tambahnya.
Di sisi lain, Aji menolak anggapan bahwa proses sterilisasi pada kucing akan mengurangi nafsu makannya.
"Tidak ada masalah dengan nafsu makan," tegasnya.
Sterilisasi vs suntik KB
Pemberian obat atau suntik kontrasepsi yang umum disebut KB sering kali menjadi pilihan bagi pemilik kucing yang enggan mensterilkan peliharaannya.
Dikutip dari situs Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, pengunaan injeksi KB bisa mengendalikan siklus reproduksi kucing selama 2-3 bulan.
Namun, efeknya bisa membahayakan jika dilakukan dalam jangka panjang.
Senada, Aji juga tidak menyarankan kucing menggunakan obat-obatan KB yang sebetulnya ditujukan untuk manusia.
"Ada efek jangka panjangnya pada kucing. Misalnya bila menggunakan suntik hormon progesteron maka bisa memicu pyometra atau bahkan kanker," jelasnya.
Menurut Aji, pemberian hormon progesteron lewat suntik KB dapat menahan fase luteal.
Progesteron merupakan hormon yang berfungsi mempersiapkan dan menjaga rahim saat bunting.
Fase luteal adalah masa setelah ovulasi atau pembentukan sel telur terjadi dan berada di uterus atau rahim hingga hari pertama menstruasi.
Jika hormon itu disuntikkan, maka kekebalan tubuh kucing akan menurun, sehingga mudah terkena infeksi seperti pyometra.
Dilansir dari Kompas.com, Pyometra adalah kondisi penebalan dinding rahim akibat pertumbuhan jaringan yang berlebihan.
Kondisi ini menyebabkan rahim membesar dan rentan terkena infeksi.
"Jadi, kalau pemilik mau steril (kucing), jangan kasih pil KB atau suntik KB. baiknya operasi Ovariohisterektomi," pungkasnya.
Ia menyebut, proses operasi steril yang dilakukan dengan benar justru akan menghindarkan kucing dari potensi kanker.
Manfaat sterilisasi pada kucing
Aji menjelaskan, sterilisasi justru sangat bermanfaat bagi kucing.
Tindakan sterilisasi dapat mencegah kucing betina berkembang biak, terutama jika pemiliknya tidak menginginkan banyak kucing.
Kebiasaan kucing jantan yang suka bertengkar dengan pejantan lain dan spraying atau pipis sembarangan juga akan berkurang. [rgo]