WahanaNews.co | Lukisan goa tertua di dunia, yang
ditemukan di Sulawesi, diyakini berusia 45.500 tahun.
Penemuan
gambar cadas tersebut memberikan pemahaman tentang sejarah migrasi manusia
purba modern (Homo sapiens) di
Nusantara, Indonesia.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Pakar gambar cadas Indonesia, Adhi Agus
Oktaviana,mengatakan, temuan tersebut amat penting dalam memahami pola dan jalur
migrasi manusia modern ke Nusantara, sekaligus adaptasi mereka di kepulauan.
"Selama
Zaman Es berlangsung, selat-selat dalam yang mengelilingi Sulawesi tidak pernah
mengering, sehingga mustahil bagi manusia prasejarah untuk masuk ke wilayah ini
tanpa menyeberangi lautan," jelas Adhi, saat dihubungi wartawan via WhatsApp,Kamis (14/1/2021).
Hal
ini, kata Adhi, mengindikasikan teknologi maritim mungkin telah dikuasai oleh
manusia modern awal yang masuk ke Nusantara sejak puluhan ribu tahun lalu.
Baca Juga:
Mengenal Sejarah, Budaya dan Kisah Perantauan Suku Bugis
Lukisan
prasejarah di dinding goa Leang Tedongnge ini menggambarkan babi kutil Sulawesi
yang merupakan hewan endemik Indonesia di pulau ini.
Profesor
Maxime Aubert, spesialis pertanggalan dari Griffith
Center for Social Science and Cultural Research, mengungkapkan bahwa babi adalah
hewan yang paling sering digambarkan pada gambar cadas zaman es di pulau ini.
"Kemungkinan hewan ini memiliki nilai penting, baik sebagai
makanan maupun sebagai ide kreatif dan ekspresi seni," kata Prof Aubert.
Analisis
Usia Lukisan Gua
Untuk
mengetahui usia lukisan goa tertua di dunia tersebut, peneliti menggunakan
penanggalan seri uranium, sebuah metoda yang mengukur peluruhan radioaktif uranium.
Sampel
pertanggalan dari gambar babi kutil ini kemudian dianalisis menggunakan metoda
uranium series di Radiogenic Isotope Fasility, University of Quensland.
"Di
Leang Tedongnge, sampel popcorn
(kalsium karbonat) yang tumbuh di atas pigmen gambar cadas diambil dari salah
satu kaki belakang babi kutil tersebut. Jadi setelah dipertanggalkan itu
memberikan kami umur minimum dari lukisan tersebut," jelas Prof Aubert.
Prof
Aubert mengambil deposit mineral tersebut secara hati-hati. Selanjutnya, hasil pertanggalan
uranium series menghasilkan umur 45.500 tahun.
Ini
menunjukkan bahwa panil gambar cadas itu telah dilukis sebelum deposit mineral
tersebut terbentuk.
Dengan
metoda yang sama, peneliti juga menganalisis gambar babi kutil
kedua yang berada di Leang Balangajia 1, goa lain di kawasan tersebut.
Menghasilkan
pertanggalan umur 32.000 tahun.
"Kami
sekarang telah mengetahui beberapa contoh gambar cadas awal di Sulawesi,
termasuk penggambaran binatang dan gambar adegan bercerita yang luar biasa
bagus, baik kualitas pembuatan maupun kelangkaannya di dunia," ungkap Prof
Aubert.
Penemuan
lukisan goa tertua zaman prasejarah ini dikategorikan sebagai salah satu dari
10 terobosan ilmiah tahun 2020.
Sebelumnya,
pertanggalan "adegan" gambar cadas tertua yang pernah ditemukan, tercatat berumur
43.900 tahun.
Lukisan
prasejarah tersebut berupa penggambaran hibrid antara manusia dan hewan yang
berburu babi kutil Sulawesi dan anoa.
Gambar
tersebut ditemukan tim peneliti yang sama di kawasan goa batu gamping yang
sama.
"Kami
telah menemukan dan mendokumentasikan banyak motif gambar cadas di Sulawesi
yang masih menunggu penanggalan ilmiah. Kita berharap gambar cadas tertua di
pulau ini menghasilkan penemuan-penemuan yang signifikan," imbuh Adhi.
Seni Cadas
Manusia Modern Indonesia
Dengan
penemuan lukisan gua tersebut, Adhi menambahkan bahwa penelitian di
Maros-Pangkep ini masih akan terus dilakukan, untuk lebih menelusuri kehidupan
manusia modern, Homo sapiens dalam
perjalanannya di Nusantara.
"Penelitian
gambar cadas untuk mengetahui pertanggalannya, kita lebarkan ke Indonesia timur
seperti di Raja Ampat, Kaimana, Fakfak, dan kepulauan Kei dan untuk mengetahui
migrasi manusia dari Nusantara ke Australia juga," imbuh Adhi.
Sistem
penanggalan pada lukisan goa tertua yang ditemukan di Sulawesi sekarang
merepresentasikan gambar cadas paling awal.
Jika
bukan yang paling tua, maka mewakili penanggalan arkeologis sebagai bukti
manusia modern, Homo sapiensyang
ada di wilayah kepulauan Nusantara yang terletak di antara Asia dan Australia
yang dikenal sebagai Wallacea.
Tim
dari Griffith berharap penelitian ke depan di kawasan timur Indonesia akan
mengarah pada penemuan gambar cadas yang lebih tua umurnya dan temuan
arkeologis lainnya, setidaknya 65.000 tahun dan mungkin lebih awal.
"Penemuan
ini menggarisbawahi keunikan yang luar biasa dari gambar cadas Indonesia dan
signifikansinya yang luar biasa untuk memahami sejarah seni yang mendalam dan
perannya dalam sejarah awal umat manusia," kataProfesor Adam Brumm
dari Australian Research Centre for Human
Evolution (ARCHE), salah satu pemimpin peneliti tim Griffith-Arkenas.
Lukisan
goa tertua zaman prasejarah ini, risetnya telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advancesdan memberikan
lebih banyak bukti bahwa Indonesia merupakan salah satu pusat untuk seni cadas.
Riset
gabungan antara peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas)
dengan Universitas Griffith (Australia) ini, memberikan wawasan baru tentang
lukisan prasejarah tersebut bahwa tradisi seni cadas pertama mungkin tak muncul
di zaman es Eropa seperti yang diperkirakan sebelumnya. [dhn]