WahanaNews.co | Linus L. Daeli, yang akrab dipanggil Linus, Prodiakon Gereja Trinitas Paroki Cengkareng periode 2018-2021 dan Koordinator Prodiakon periode 2021-2024, memaknai pelayanan sebagai bentuk penyerahan diri kepada Tuhan melalui sejumlah kegiatan rohani di gereja.
Tak hanya itu, pelayanan yang merupakan bentuk pengabdian kepada sesama dan Tuhan itu ia anggap sebagai ungkapan rasa syukur atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup.
Baca Juga:
Sekjen GEKIRA Partai Gerindra: Pemilukada Damai Bukti Rakyat Cerdas
Linus yang dikenal sebagai sosok penyabar di antara sesama prodiakon itu, ternyata mulai terlibat dalam pelayanan lingkungan dan wilayah dimana ia tinggal sejak 1990-2011.
Ia terlibat dalam kegiatan pelayanan organis, koor, dan lektor.
“Saya mulai terlibat dalam kegiatan pelayanan lingkungan dan wilayah sejak 1990-2021. Terlibat dalam kegiatan organis, koor, dan lektor,” kata Linus dalam bincang santai bersama WahanaNews.co, di gereja Trinitas, pada Jumat (22/11/2024).
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi Paparkan Potensi Kerawanan Jelang Pilkada
Selama aktif pelayanan lingkungan dan wilayah, Linus bersyukur dapat menjalaninya dengan penuh sukacita dan tanggung jawab.
Pada 2018-2021, atas usulan umat lingkungannya, Linus terpilih sebagai prodiakon. Kemudian pada 2021-2024, gereja Trinitas mempercayakan Linus menjadi koordinator prodiakon.
Setelah purna tugas selama dua periode sebagai prodiakon, pada Mei 2024 lalu, Linus dipilih umat menjadi anggota Dewan Paroki Harian (DPH) Gereja Trinitas dan dipercaya Romo Paroki menjadi Wakil Ketua II terhitung sejak Oktober 2024 hingga Oktober 2027.
Puluhan tahun aktif pelayanan umat di Gereja Trinitas tentu tak lepas dari pengalaman suka maupun duka.
Salah satunya kata Linus, sebagai manusia, pelayanan di gereja itu tidak bisa lepas dari benturan antara urusan keluarga dan pekerjaan.
Namun, ia bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena semua bisa diatasi berkat niat baik dan komitmen keluarga yang selalu memprioritaskan pelayanan di gereja.
Keluarganya mengimani bahwa semua tugas pelayanan yang dilakukannya di gereja semata-mata untuk Tuhan, bukan untuk manusia atau pun romo paroki.
“Benturan pasti ada antara pekerjaan dan urusan keluarga. Tapi saya bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan semua bisa diatasi karena niat baik dan komitmen keluarga yang selalu memprioritaskan pelayanan yang diimani semuanya semata-mata untuk Tuhan, bukan untuk manusia atau pun romo paroki,” ungkap Linus.
Niat baik dan komitmen ini berbuah positif untuk keluarganya.
“Dalam kehidupan keluarga, pengaruhnya sangat berdampak. Istri dan anakku ikut aktif dalam kegiatan lingkungan. Terlibat juga pelayanan di gereja,” ungkapnya.
Sosok inspiratif yang dilakukan Linus dalam pelayanan gereja ini patut dicontoh umat, utamanya kaum muda-mudi.
Sekecil apapun bentuk pelayanan yang kita buat atau kita lakukan, ia mengajak umat Paroki Trinitas untuk aktif atau terlibat dalam pelayanan lingkungan atau wilayah.
“Tidak masalah jika sekecil apapun bentuk pelayanan kita. Saya mengajak umat aktif atau terlibat dalam pelayanan di lingkungan atau wilayah. Syukur-syukur di kemudian hari bisa aktif di paroki,” ajak Linus.
Untuk kaum muda-mudi, Linus berpesan agar masa muda yang merupakan periode hidup yang penuh dinamika itu akan menjadi masa terbaik jika dilakukan untuk melayani, serta mengembangkan iman.
Caranya, mau bergabung sejak dini dalam kegiatan rohani di lingkungan atau wilayah, bahkan paroki seperti terlibat dalam perkumpulan orang muda katolik (OMK), putra-putri altar, koor, pemazmur, lektor dan lainnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]